Jumat, 19 Oktober 2018

Pengendalian Internal Dalam Audit Sistem Informasi



MAKALAH
PENGENDALIAN INTERNAL




Disusun oleh :
Andru Tri Setyo (10115751)
Resa Agustina (15115766)
Jerry Yosepta (13115555)

Kelompok 2

Kelas : 4KA31
Mata Kuliah : Audit Teknologi Sistem Informasi
Dosen : Qomariyah


FAKULTAS ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI
JURUSAN SISTEM INFORMASI

UNIVERSITAS GUNADARMA



Tugas ke 1 ( Tugas Kelompok)

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat. Era saat ini mendorong banyak perusahaan untuk semakin memperluas usahanya dengan meraih pangsa pasar.Hal tersebut mendorong terjadinya persaingan ketat antar perusahaan.Perusahaan adalah suatu instansi yang terorganisir, berdiri dan berjalan yang tidak dapat terlepas dari hukum ekonomi dan prinsip dasar perusahaan pada umumnya.Perusahaan didirikan untuk mencari laba yang sebesar-besarnya dan untuk dipertahankan kelangsungan hidup usahanya.Perusahaan banyak melakukan usaha untuk mencapai tujuannya itu. Perusahaan harus tetap berusaha mempertahankan kelangsungan usahanya dimasa yang akan datang (Adistya,2011).
Kunci dari keberhasilan setiap perusahaan dalam mencapai tujuan utama perusahaan adalah terletak pada kinerja operasional perusahaan yang meliputi perencanaan operasional 2 perusahaan, pengorganisasian seluruh sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan dalam proses pelaksanaan secara operasional dan pengendalian atas operasional perusahaan itu sendiri. Dimana tujuan utama dari setiap perusahaan adalah memaksimalkan laba, mengusahakan pertumbuhan dan menjamin kelangsungan hidup perusahaan.Perusahaan dapat bertahan dan mencapai tujuannya apabila dikelola dengan baik dan mempunyai pengendalian intern yang baik. Perusahaan dapat bertahan dan mencapai tujuannya apabila pengendalian internal dapat membantu suatu perusahaan untuk mecapai target kinerja dan profitabilitas dan mencegah hilangnya aktiva atau entitas. Salah satu aset perusahaan yang memerlukan perhatian dan penanganan khusus adalah kas.Kas merupakan bagian dari aset yang paling likuid, karena kas mudah diselewengkan dan sulit dibuktikan siapa pemiliknya.Oleh karena itu untuk menjaga keberadaan kas diperlukan sistem yang tepat untuk mengelola dan pengendalian intern terhadap kas. Salah satu sistem dari kas adalah sistem penerimaan kas, sistem ini akan terlihat mudah karena hanya menerima uang, tapi akan menjadi rumit pada saat sistem yang ada tidak berjalan dengan baik (Titik,2009).

  
Teori

Pengertian Pengendalian Internal
  Menurut Gramling, Rittenberg, dan Johnstone (2012: 208), “Internal control is a process related to the achievement of  the organization’s objectives. Organizations identify the risks to achieving those objectives and implement various controls to mitigate those risks”.
  Pengendalian internal diperlukan untuk mengidentifikasi risiko agar proses bisnis perusahaan tidak terganggu.
Pengendalian Internal
Pengendalian internal adalah suatu proses yang dilaksanakan atau dipengaruhi oleh dewan direksi, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk menyediakan keyakinan yang memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan dalam kategori :
1.     Keandalan suatu unsur-unsur laporan keuangan
2.     Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
3.     Efektivitas dan efisiensi operasi

Konsep Dasar Pengendalian Internal
Laporan COSO menekankan bahwa konsep fundamental dinyatakan dalam beberapa definisi berikut:
1.     Pengendalian internal dalam audit merupakan suatu proses perkembangan akuntansi. Pengendalian internal terdiri dari serangkaian tindakan yang meresap dan terintegrasi dengan, tidak ditambahkan kedalam, infrastruktur suatu entitas.
2.     Pengendalian internal dilaksanakan oleh orang. Pengendalian internal bukan hanya suatu manual kebijakan dan formulir-formulir, orang pada berbagai tingkatan organisasi, termasuk dewan direksi, manajemen, dan personel lainnya.
3.     Pengendalian internal dapat diharapkan untuk menyediakan hanya keyakinan yang memadai, bukan keyakinan yang mutlak, kepada manajemen dan dewan direksi suatu entitas karena keterbatasan yang melekat dalam semua sistem pengendalian intern dan perlunya untuk mempertimbangkan biaya dan manfaat relatif dari pengadaan pengendalian .
4.     Pengendalian internal diarahkan pada pencapaian tujuan dalam kategori yang saling tumpang tindih dari pelaporan keuangan, kepatuhan, dan operasi.
5.     Komponen Pengendalian Internal

Tujuan Pengendalian Internal
Tujuan disusunnya system control atau pengendalian internal komputer adalah sebagai berikut:
– Meningkatkan pengamanan (improve safeguard) aset sistem informasi (data/catatan akuntansi (accounting records) yang bersifat logical assets, maupun physical assets seperti hardware, infrastructures, dan sebagainya).
– Meningkatkan integritas data (improve data integrity), sehingga dengan data yang benar dan konsisten akan dapat dibuat laporan yang benar.
– Meningkatkan efektifitas sistem (improve system effectiveness).
– Meningkatkan efisiensi sistem (improve system efficiency).

Tujuan Sistem Pengendalian Internal
Tujuan sistem pengendalian internal direncanakan atau dirancang dengan tujuan untuk :
– Menjaga kekayaan organisasi,
– Mengecek ketelitian dan kehandalan data akuntasi,
– Mendorong efisiensi, dan
– Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen

Penggolongan Pengendalian Internal
• Pengendalian internal harus diterapkan terhadap setiap sistem  dan aplikasi, hal ini dilakukan untuk mengurangi exposure yang selalu muncul pada pencatatan yang buruk, akuntansi yang tidak tepat, interupsi bisnis, pengambilan keputusan yang buruk, penipuan dan penggelapan, pelanggaran hukum terhadap peraturan, peningkatan biaya dan hilangnya aset perusahaan.
• Oleh sebab  itu manajemen harus  menyadari pentingnya pengendalian untuk menjaga sistem dari penggunaan secara tidak tepat, untuk mengurangi timbulnya kesalahan dan untuk memaksimalkan hasil dari sistem operasi. Pengendalian ini digolongkan menjadi 2 golongan yaitu :
        General controls (pengendalian umum).
        Application controls (pengendalian aplikasi).
Pentingnya pengendalian internal bagi manfaat akuntansi manajemen dan auditor independen telah diakui dalam literatur profesional. Suatu terbitan tahun 1947 oleh AICPA yang berjudul Internal Control menyebutkan faktor – faktor berikut sebagai faktor-faktor yang berkontribusi terhadap meluasnya pengakuan atas pentingnya pengendalian internal:
1.     Lingkup dan ukuran bisnis entitas telah menjadi sangat kompleks dan tersebar luas sehingga manajemen harus bergantung pada sejumlah laporan dan analisis untuk mengendalikan operasi secara efektif.
2.     Pengujian dan penelaahan yang melekat dalam sistem pengendalian internal yang baik menyediakan perlindungan terhadap kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan terjadinya kekeliruan dan ketidakberesan.
3.     Tidak praktis bagi auditor untuk melakukan jenis bukti audit atas kebanyakan perusahaan dengan pembatasan biaya ekonomi tanpa menggantungkan pada sistem pengendalian intern klien.


ANALISIS MASALAH PENGENDALIAN INTERNAL (Contoh Kasus)

SKANDAL MANIPULASI LAPORAN KEUANGAN PT. KIMIA FARMA TBK. PERMASALAHAN

PT Kimia Farma adalah salah satu produsen obat-obatan milik pemerintah di indonesia. Pada audit tanggal 31 Desember 2001, manajemen Kimia Farma Melaporkan adanya laba bersih sebesar RP 132 milyar, dan laporan tersebut di audit oleh Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM). Akan tetapi, Kementrian BUMN dan Bapepam menilah bahwa laba bersih tersebut terlalu besar dan mengandung unsur rekayasa. Setelah dilakukan audit ulang, pada 3 Oktober 2002 laporan keuangan Kimia Farma 2001 disajikan kembali, karena telah ditemukan kesalah yang cukup mendasar. Pada laporan keuangan yang baru, keuntungan yang disajikan hanya sebesar Rp 99,56 miliar, atau lebih rendah sebesar RP 32,6 milyar, atau 24,7% dari laba awal yang dilaporkan. Kesalahan itu timbul pada unit Industri bahan baku yaitu kesalah berupa overstated penjualan sebesar Rp 2,7 Milyar, pada unit Logistik Sentral berupa overstated persediaan barang sebesar Rp 23,9 milyar, pada unit Pedagar besar Farmasi berupa overstated persediaan sebesar Rp 8,1 milyar dan overstated penjualan sebesar Rp 10,7 milyar.
Kesalahan penyajian yang berkaitan dengan persediaan timbuk karena nilai yang ada dalam daftar harga persediaan digelembungkan. PT Kimia Farma, melalui direktur produksinya, menerbitkan dua buah daftar harga persediaan (master prices) pada tanggal 1 dan 3 februari 2002. Daftar harga per 3 februari ini telah digelembungkan nilainya dan dijadikan dasar penilaian persediaan pada unit distribusi kimia farma per 31 Desember 2001. Sedangkan kesalahan penyajian berkaitan dengan penjualan adalah dengan dilakukannya pencatatan ganda atas penjualan. Pencatatan ganda tersebut dilakukan pada unit yang tidak disampling oleh akuntan, sehingga tidak berhasil dideteksi. Berdasarkan penyelidikan Bapepam, disebutkan bahwa KAP yang mengaudit laporan keuangan PT Kimia Farma telah mengikuti standar audit yang berlaku, namun gagal mendeteksi kecurangan tersebut. Selain itu, KAP tersebut juga tidak terbukti membantu manajemen melakukan kecurangan tersebut. Selanjutnya diikuti dengan pemberitaan di harian kontan yang menyatakan bahwa kementrain BUMN memutuskan penghentian proses divestasi saham milik pemerintah di PT KAEF setelah melihat adanya indikasi penggelembungan keuntungan (overstated) dalam laporan keuangan pada semester 1 tahun 2002. Dimana tindakan ini terbukti melanggar Peraturan Bapepam No.VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan keuangan poin 2- Khusus huruf m – Perubahan Akuntansi dan Kesalahan Mendasar poin 3) Kesalahan mendasar, sebagai berikut: “kesalahan mendasar mungkin timbul dari kesalahan perhitungan matematis, kesalahan dalam penerapan kebijakan akuntansi, kesalahan interpretasi fakta dan kecurangan atau kelalaian. Dampak perubahan kebijakan akuntansi atau atas kesalah mendasar harus diperlakukan secara retrospektif dan melaporkan dampaknya terhadap masa sebelum periode sajian sebagai suatu penyesuaian pada saldo laba awal periode. Pengecualian dilakukan apabila dianggap tidak praktis atau secara khusus diatur lain dalam ketentuan masa transisi penerapan standar akuntansi keuangan baru”
Sanksi dan Denda
Sehubungan dengan temuan tersebut maka sesuai dengan Pasal 102 Undang-undang Nomor 8 tahun 1995 tentang penyelenggaraan kegiatan di bidang pasar modal maka PT Kimia Farma dikenakan sanksi administratif berupa denda yaitu sebesar RP. 500.000.000,- Sesuai Pasal 5 huruf n Undang-Undang No 8 Tahun 1995 tentang pasar modal maka:
1.    Direksi Lama PT Kimia Farma (Persero) periode 1998 – Juni 2002 diwajibkan membayar sejumlah Rp. 1.000.000.000,- untuk disetor ke Kas Negara, karena melakukan kegiatan praktek penggelembungan atas laporan keuangan per 31 Desember 2001.
Sdr. Ludovicus Sensi W, Rekan KAP Hans Tuanakotta dan Mustofa selaku auditor PT Kimia Farma  diwajibkan membayar sejumlah Rp. 100.000.000,- untuk disetor ke kas negara, karena atas resiko audit yang tidak berhasil mendeteksi adanya penggelembungan laba yang dilakukan oleh PT Kimia Farma tersebut, meskipun telah melakukan prosedur audit sesuai dengan standar profesional akuntan publik (SPAP), dan tidak ditemukan adanya unsur kesengajaan. Tetapi, Kap HTM tetap diwajibkan membayar denda karena dianggap telah gagal menerapkan persyaratan profesional yang diisyaratkan di SPAP SA seksi 110 – Tanggung Jawab & Fungsi Auditor Independen, paragraf 4 persyaratan profesional, dimana disebutkan bahwa persyaratan profesional yang dituntut dari auditor independen adalah orang yang memiliki pendidikan dan pengalaman berpraktik sebagai auditor independen..


PENUTUP

Kesimpulan
Dari penulisan makalah ini dapat disimpulkan bahwa Audit Sistem Informasi adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti-bukti untuk membuktikan dan menentukan apakah sistem aplikasi komputerisasi yang digunakan telah menetapkan dan menerapkan sistem pengendalian intern yang memadai, apakah aset organisasi sudah dilindungi dengan baik dan tidak disalah gunakan, apakah mampu menjaga integritas data, kehandalan serta efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan sistem informasi berbasis komputer.

Dengan semakin berkembangnya teknologi, khususnya teknologi informasi dan komputer, banyak perusahaan yang sudah mengadopsi sistem informasi akuntansi berbasis komputer sebagian bagian penting dari kelancaran kegiatan operasi perusahaan. Dengan sistem informasi akuntansi resiko terjadinya kekeliruan dalam pencatatan atau perhitungan dapat diminimalisasiakan sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya kerugian pada perusahaan. Suatu sistem yang berkualitas, dirancang, dibangun, dan dapat bekerja dengan baik apabila bagian-bagian yang terintegrasi dengan sistem tersbut beroperasi sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing. Salah satu bagian didalam sistem informasi akuntansi yang menunjang kelancaran kerja sistem informasi akuntansi tersebut adalah pengendalian internal.


Tugas ke 2 ( Tugas Individu)

STANDAR DAN PANDUAN UNTUK AUDIT SISTEM INFORMASI

ISACA (Information Systems Audit & Control Association) :
 ISACA berperan memberikan informasi untuk mendukung kebutuhan pengetahuan. Dalam framewok ISACA terdapat Standard, Guidelines, dan Procedure.
-  Standard yang ditetapkan oleh ISACA harus diikuti auditor.
-  Guidelines memberi bantuan kepada auditor agar dapat menerapkan standar dalam berbagai tugas audit.
-  Prosedur memberi contoh langkah-langkah auditor dapat  mengikuti tugas audit sehingga dapat menerapkan standar.

ISACA didirikan oleh individu yang mengenali kebutuhan untuk sumber informasi terpusat dan bimbingan dalam bidang tumbuh kontrol audit untuk sistem komputer. ISACA memiliki lebih dari 115.000 konstituen di seluruh dunia dan telah memiliki kurang lebih 70.000 anggota yang tersebar di 140 negara. Anggota ISACA terdiri dari antara lain auditor sistem informasi, konsultan, pengajar, profesional keamanan sistem informasi, pembuat perundangan, CIO, serta auditor internal. Jaringan ISACA terdiri dari sekitar 170 cabang yang berada di lebih dari 60 negara, termasuk di Indonesia.

Gelar CISA ini dikeluarkan oleh ISACA (Information Systems Audit and Control Association). Selain CISA, ISACA juga mengeluarkan sertifikasi atu gelar CISM(Certified Information Systems Manager) dan CGEIT (Certified in the Governance of Enterprise IT).

IIA COSO
COSO kepanjangan dari Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission.
COSO ini ada kaitannya sama FCPA yang dikeluarkan sama SEC dan US Congress di tahun 1977 untuk melawan fraud dan korupsi yang marak di Amerika tahun 70-an. Bedanya, kalo FCPA adalah inisiatif dari eksekutif-legislatif, nah kalo COSO ini lebih merupakan inisiatif dari sektor swasta.
Definisi internal control menurut COSO
Suatu proses yang dijalankan oleh dewan direksi, manajemen, dan staff, untuk membuat reasonable assurance mengenai:
·         Efektifitas dan efisiensi operasional
·         Reliabilitas pelaporan keuangan
·         Kepatuhan atas hukum dan peraturan yang berlaku

Menurut COSO framework, Internal control terdiri dari 5 komponen yang saling terkait, yaitu:
·         Control Environment
·         Risk Assessment
·         Control Activities
·         Information and communication
·         Monitoring
Di tahun 2004, COSO mengeluarkan report ‘Enterprise Risk Management – Integrated Framework’, sebagai pengembangan COSO framework di atas. Dijelaskan ada 8 komponen dalam Enterprise Risk Management, yaitu:
·         Internal Environment
·         Objective Setting
·         Event Identification
·         Risk Assessment
·         Risk Response
·         Control Activities
·         Information and Communication Monitoring

ISO 1799 :
menghadirkan sebuah standar untuk sistem manajemen keamanan informasi yang meliputi dokumen kebijakan keamanan informasi, alokasi keamanan informasi tanggung jawab menyediakan semua pemakai dengan pendidikan dan pelatihan di dalam keamanan informasi, mengembangkan suatu sistem untuk laporan peristiwa keamanan, memperkenalkan virus kendali, mengembangkan suatu rencana kesinambungan bisnis, mengikuti kebutuhan untuk pelindungan data, dan menetapkan prosedur untuk mentaati kebijakan keamanan.

Sumber : (Diakses tanggal 18 Oktober 2018 jam 16:00)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tugas Penulisan Softskill

TUGAS SOFTSKILL 4 AUDIT TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI TUGAS PENULISAN NAMA                        :  ANDRU TRI SETYO NPM      ...