Jumat, 12 Oktober 2018

RESUME PERT 4-6 : SISTEM KEAMANAN TEKNOLOGI INFORMASI


Nama                         : Andru Tri Setyo
Npm                           : 10115751
Kelas                         :  4KA31
Tugas Mata Kuliah    : Sistem Keamanan Tek. Informasi
Dosen                        : Kurniawan B.Prianto, S.Kom.SH.MM


Universitas Gunadarma

Fakultas Ilmu Komputer & Teknologi Informasi



Pertemuan ke-4
Model Keamanan Sistem Operasi

Kriptografi

Kriptografi, secara umum adalah ilmu dan seni untuk menjaga kerahasiaan berita. Selain pengertian tersebut terdapat pula pengertian ilmu yang mempelajari teknik-teknik matematika yang berhubungan dengan aspek keamanan informasi seperti kerahasiaan data, keabsahan data, integritas data, serta autentikasi data. Tidak semua aspek keamanan informasi ditangani oleh kriptografi.

Ada empat tujuan mendasar dari ilmu kriptografi ini yang juga merupakan aspek keamanan informasi yaitu:

Kerahasiaan, adalah layanan yang digunakan untuk menjaga isi dari informasi dari siapapun kecuali yang memiliki otoritas atau kunci rahasia untuk membuka/mengupas informasi yang telah disandi.

Integritas data, adalah berhubungan dengan penjagaan dari perubahan data secara tidak sah. Untuk menjaga integritas data, sistem harus memiliki kemampuan untuk mendeteksi manipulasi data oleh pihak-pihak yang tidak berhak, antara lain penyisipan, penghapusan, dan pensubsitusian data lain kedalam data yang sebenarnya.

Autentikasi, adalah berhubungan dengan identifikasi/pengenalan, baik secara kesatuan sistem maupun informasi itu sendiri. Dua pihak yang saling berkomunikasi harus saling memperkenalkan diri. Informasi yang dikirimkan melalui kanal harus diautentikasi keaslian, isi datanya, waktu pengiriman, dan lain-lain.

Non-repudiasi, atau nirpenyangkalan adalah usaha untuk mencegah terjadinya penyangkalan terhadap pengiriman/terciptanya suatu informasi oleh yang mengirimkan/membuat.

Cryptosystem

Cryptographic system atau Cryptosystem adalah suatu fasilitas untuk mengkonversikan plaintext ke ciphertext dan sebaliknya. Dalam sistem ini, seperangkat parameter yang menentukan transformasi pen-cipher-an tertentu disebut suatu set kunci. Proses enkripsi dan dekripsi diatur oleh satu atau beberapa kunci kriptografi.

Karakteristik Cryptosystem yang baik:

Keamanan sistem terletak pada kerahasiaan kunci dan bukan pada kerahasiaan algoritmayangdigunakan.
Cryptosystem yang baik memiliki ruang kunci (keyspace) yang besar.
Cryptosystem yang baik akan menghasilkan ciphertext yang terlihat acak dalam seluruh tes statistik yang dilakukan terhadapnya.
Cryptosystem yang baik mampu menahan seluruh serangan yang telah dikenal sebelumnya

Perancangan sistem operasi yang aman

Saat ini sistem komputer yang terpasang makin mudah diakses, sistem timesharing
dana akses jarak jauh menyebabkan kelemahan komuniksai data
menjadi pokok masalah keamanan. Terlebih dengan meningkatnya
perkembangan jaringan komputer. Kecenderungan lain saat ini adalah
memberi tanggungjawab pengelolaan aktivitas pribadi dan bisnis ke
komputer, seperti :
· Sistem transfer dana elektronis (electronic fund transfer system)
melewatkan uang sebagai aliran bit.
· Sistem kendali lalu-lintas udara (air trafic control system) melakukan
banyak kerja yang sebelumnya ditangani pengendali manusia.
· Unit rawat intensif di rumah sakit sudah sangat terkomputerisasi.
· Dan sebagainya.

Implementasi pengamanan sangat penting untuk menjamin sistem tidak
diinterupsi dan diganggu. Proteksi dan pengamanan terhadap perangkat
keras dan system operasi sama pentingnya. Sistem operasi hanya satu bagian
kecil dari seluruh perangkat lunak di suatu sistem.
Tetapi karena sistem operasi mengendalikan pengaksesan ke sumber daya,
dimana perangkat lunak lain meminta pengaksesan sumber daya lewat
sistem operasi maka sistem operasi menempati posisi yang penting dalam
pengamanan sistem.

Pengamanan perangkat lunak cenderung memfokuskan pada pengamanan
system operasi, karena perangkat lunak aplikasi juga memberi resiko
keamanan.Keamanan sistem operasi merupakan bagian masalah keamanan
sistem computer secara total. Pengamanan sistem operasi berarti kecil jika
setiap orang dapat melenggang di ruang sistem komputer. Pengamanan
secara fisik dengan membatasi pengaksesan fisik secara langsung dengan
fasilitas sistem computer harus dilakukan juga.

1. KEAMANAN
Keamanan sistem komputer adalah untuk menjamin sumber daya tidak
digunakan atau dimodifikasi orang tak terotorisasi. Pengamanan termasuk
masalah teknis, manajerial, legalitas dan politis.
Keamanan sistem terbagi menjadi tiga, yaitu :
1. Keamanan eksternal (external security).
Berkaitan dengan pengamanan fasilitas komputer dari penyusup (hacker)
dan bencana seperti kebakaran dan kebanjiran.
2. Keamanan interface pemakai (user interface security).
Berkaitan dengan identifikasi pemakai sebelum pemakai diijinkan
mengakses program dan data yang disimpan.
3. Keamanan internal (internal security).
Berkaitan dengan pengamanan beragam kendali yang dibangun pada
perangkat keras dan sistem operasi yang menjamin operasi yang handal
dan tak terkorupsi untuk menjaga integritas program dan data. Istilah
keamanan (security) dan proteksi (protection) sering digunakan secara
bergantian. Untuk menghindari kesalahpahaman, istilah keamanan
mengacu ke seluruh masalah keamanan dan istilah mekanisme proteksi
mengacu ke mekanisme sistem yang digunakan untuk
memproteksi/melindungi informasi pada sistem komputer.

2. MASALAH-MASALAH KEAMANAN
Terdapat dua masalah penting, yaitu :
a. Kehilangan data (data loss).
Dapat disebabkan karena :
a.1. Bencana.
o Kebakaran.
o Banjir.
o Gempa bumi.
o Perang.
o Kerusuhan.
o Binatang.
a.2. Kesalahan perangkat keras dan perangkat lunak.
o Ketidak berfungsian pemroses.
o Disk atau tape yang tidak terbaca.
o Kesalahan telekomunikasi.
o Kesalahan program (bugs).
a.3. Kesalahan/kelalaian manusia.

o Kesalahan pemasukan data.
o Memasang tape atau disk yang salah.
o Eksekusi program yang salah.
o Kehilangan disk atau tape.

Kehilangan data dapat diatasi dengan mengelola beberapa backup dan
backup ditempatkan jauh dari data yang online.
b. Penyusup (hacker).
Terdiri dari :
b.1. Penyusup pasif, yaitu yang membaca data yang tak diotorisasi.
b.2 Penyusup aktif, yaitu yang mengubah data yang tak diotorisasi.
Kateogri penyusupan :
o Lirikan mata pemakai non teknis. Pada sistem time-sharing, kerja
pemakai dapat diamati orang sekelilingnya. Bila dengan lirikan itu
dapat mengetahui apa yang diketik saat pengisian password, maka
pemakai non teknis dapat mengakses fasilitas yang bukan haknya.
o Penyadapan oleh orang dalam.
o Usaha hacker dalam mencari uang.
o Spionase militer atau bisnis.


3. ANCAMAN-ANCAMAN KEAMANAN
Sasaran pengamanan adalah menghindari, mencegah dan mengatasi
ancaman terhadap sistem. Kebutuhan keamanan sistem komputer
dikategorikan tiga aspek, yaitu :
1. Kerahasiaan (secrecy).
Adalah keterjaminan bahwa informasi disistem komputer hanya dapat
diakses oleh pihak-pihak yang diotorisasi dan modifikasi tetap menjaga
konsistensi dan keutuhan data di sistem.
2. Integritas (integrity).
Adalah keterjaminan bahwa sumber daya sistem komputer hanya dapat
dimodifikasi oleh pihak-pihak yang diotorisasi.
3. Ketersediaan (availability).
Adalah keterjaminan bahwa susmber daya sistem komputer tersedia bagi
pihakpihak yang diotorisasi saat diperlukan.
Tipe-tipe ancaman terhadap keamanan sistem dapat dimodelkan dengan
memandang fungsi sistem komputer sebagai penyedia informasi.

Berdasarkan fungsi ini, ancaman terhadap sistem komputer dapat
dikategorikan menjadi empat ancaman, yaitu :
1. Interupsi (interuption).
Sumber daya sistem komputer dihancurkan atau menjadi tak tersedia atau
tak berguna. Interupsi merupakan ancaman terhadap ketersediaan.
Contoh : penghancuran bagian perangkat keras, seperti harddisk,
pemotongan kabel komunikasi.
2. Intersepsi (interception).
Pihak tak diotorisasi dapat mengakses sumber daya. Interupsi merupakan
ancaman terhadap kerahasiaan. Pihak tak diotorisasi dapat berupa orang atau
program komputer.
Contoh : penyadapan untuk mengambil data rahasia, mengetahui file tanpa
diotorisasi.
3. Modifikasi (modification).
Pihak tak diotorisasi tidak hanya mengakses tapi juga merusak sumber daya.
Modifikasi merupakan ancaman terhadap integritas.
Contoh : mengubah nilai-nilai file data, mengubah program sehingga
bertindak secara berbeda, memodifikasi pesan-pesan yang ditransmisikan
pada jaringan.
4. Fabrikasi (fabrication).
Pihak tak diotorisasi menyisipkan/memasukkan objek-objek palsu ke sistem.
Fabrikasi merupakan ancaman terhadap integritas.
Contoh : memasukkan pesan-pesan palsu ke jaringan, penambahan record ke
file.

4. PETUNJUK PENGAMANAN SISTEM
Terdapat beberapa prinsip pengamanan sistem komputer, yaitu :
1. Rancangan sistem seharusnya publik.
Keamanan sistem seharusnya tidak bergantung pada kerahasiaan rancangan
mekanisme pengamanan. Mengasumsikan penyusup tidak akan mengetahui
cara kerja sistem pengamanan hanya menipu/memperdaya perancang
sehingga tidak membuat mekanisme proteksi yang bagus.
2. Dapat diterima.
Skema yang dipilih harus dapat diterima secara psikologis. Mekanisme
proteksi seharusnya tidak menganggu kerja pemakai dan memenuhi
kebutuhan otorisasi pengaksesan. Jika mekanisme tidak mudah digunakan
maka tidak akan digunakan atau digunakan secara tak benar.
3. Pemeriksaan otoritas saat itu.
Sistem tidak seharusnya memeriksa ijin dan menyatakan pengaksesan
diijinkan, serta kemudian menetapkan terus informasi ini untuk penggunaan
selanjutnya. Banyak sistem memeriksa ijin ketika file dibuka dan setelah itu
(operasi-operasi lain) tidak diperiksa. Pemakai yang membuka file dan lupa
menutup file akan terus dapat walaupun pemilik file telah mengubah atribut
proteksi file.
4. Kewenangan serendah mungkin.
Program atau pemakai sistem seharusnya beroperasi dengan kumpulan
wewenang serendah mungkin yang diperlukan untuk menyelesaikan
tugasnya. Default sistem yang digunakan harus tak ada akses sama sekali.
5. Mekanisme yang ekonomis.
Mekanisme proteksi seharusnya sekecil, sesederhana mungkin dan seragam
sehingga memudahkan verifikasi. Proteksi seharusnya dibangun dilapisan
terbawah. Proteksi merupakan bagian integral rancangan sistem, bukan
mekanisme yang ditambahkan pada rancangan yang telah ada.

5. OTENTIFIKASI PEMAKAI
Kebanyakan proteksi didasarkan asumsi sistem mengetahui identitas
pemakai. Masalah identifikasi pemakai ketika login disebut otentifikasi
pemakai (user authentication).
Kebanyakan metode otentifikasi didasarkan pada tiga cara, yaitu :
1. Sesuatu yang diketahui pemakai, misalnya :
o Password.
o Kombinasi kunci.
o Nama kecil ibu mertua.
o Dan sebagainya.

2. Sesuatu yang dimiliki pemakai, misalnya :
o Badge.
o Kartu identitas.
o Kunci.
o Dan sebagainya.

3. Sesuatu mengenai (ciri) pemakai, misalnya :
o Sidik jari.
o Sidik suara.
o Foto.
o Tanda tangan.

Password
Pemakai memilih satu kata kode, mengingatnya dan mengetikkan saat akan
mengakses sistem komputer. Saat diketikkan, komputer tidak menampilkan
dilayar. Teknik ini mempunyai kelemahan yang sangat banyak dan mudah
ditembus. Pemakai cenderung memilih password yang mudah diingat.
Seseorang yang kenal dengan pemakai dapat mencoba login dengan sesuatu
yang diketahuinya mengenai pemakai.
Proteksi password dapat ditembus dengan mudah, antara lain :
o Terdapat file berisi nama depan, nama belakang, nama jalan, nama kota
dari kamus ukuran sedang, disertai dengan pengejaan dibalik), nomor plat
mobil yang valid, dan string-string pendek karakter acak.
o Isian di file dicocokkan dengan file password.
Upaya untuk lebih mengamankan proteksi password, antara lain :
1. Salting.
Menambahkan string pendek ke string password yang diberikan pemakai
sehingga mencapai panjang password tertentu.

2. One time password.
Pemakai harus mengganti password secara teratur. Upaya ini membatasi
peluang password telah diketahui atau dicoba-coba pemakai lain.
Bentuk ekstrim pendekatan ini adalah one time password, yaitu pemakai
mendapat satu buku berisi daftar password. Setiap kali pemakai login,
pemakai menggunakan password berikutnya yang terdapat di daftar
password. Dengan one time password, pemakai direpotkan keharusan
menjaga agar buku passwordnya jangan sampai dicuri.

3. Satu daftar panjang pertanyaan dan jawaban.
Variasi terhadap password adalah mengharuskan pemakai memberi satu
daftar pertanyaan panjang dan jawabannya. Pertanyaan-pertanyaan dan
jawabannya dipilih pemakai sehingga pemakai mudah mengingatnya dan tak
perlu menuliskan di kertas.
Pertanyaan berikut dapat dipakai, misalnya :
o Siapa mertua abang ipar Badru ?
o Apa yang diajarkan Pak Harun waktu SD ?
o Di jalan apa pertama kali ditemukan simanis ?

Pada saat login, komputer memilih salah satu dari pertanyaan-pertanyaan
secara acak, menanyakan ke pemakai dan memeriksa jawaban yang
diberikan.

4. Tantangan tanggapan (chalenge response).
Pemakai diberi kebebasan memilih suatu algoritma, misalnya x3. Ketika
pemakai login, komputer menuliskan di layar angka 3. Dalam kasus ini
pemakai mengetik angka 27. Algoritma dapat berbeda di pagi, sore, dan hari
berbeda, dari terminal berbeda, dan seterusnya.

Identifikasi fisik
Pendekatan lain adalah memberikan yang dimiliki pemakai, seperti :

Kartu berpita magnetik
Kartu pengenal dengan selarik pita magnetik. Kartu ini disisipkan ke suatu
perangkat pembaca kartu magnetik jika akan mengakses komputer.
Teknik ini biasanya dikombinasikan dengan password, sehingga pemakai
dapat login sistem komputer bila memenuhi dua syarat berikut :
o Mempunyai kartu.
o Mengetahui password yang spesifik kartu itu.
ATM merupakan mesin yang bekerja dengan cara ini.

Sidik jari
Pendekatan lain adalah mengukur ciri fisik yang sulit ditiru, seperti :
o Sidik jari dan sidik suara.
o Analisis panjang jari.
o Pengenalan visual dengan menggunakan kamera diterapkan.
o Dan sebagainya.

6. PEMBATASAN
Pembatasan-pembatasan dapat dilakukan sehingga memperkecil peluang
penembusan oleh pemakai yang tak diotorisasi, misalnya :
o Pembatasan login.
Login hanya diperbolehkan :
> Pada terminal tertentu.
> Hanya ada waktu dan hari tertentu.
> Pembatasan dengan call-back.
Login dapat dilakukan siapapun. Bila telah sukses login, sistem segera
memutuskan koneksi dan memanggil nomor telepon yang telah disepakati.
Penyusup tidak dapat menghubungi lewat sembarang saluran telepon, tapi
hanya pada saluran telepon tertentu.

> Pembatasan jumlah usaha login.
Login dibatasi sampai tiga kali dan segera dikunci dan diberitahu ke
administrator.
Semua login direkam dan sistem operasi melaporkan informasi-informasi
berikut :
>> Waktu, yaitu waktu pemakai login.
>> Terminal, yaitu terminal dimana pemakai login.

Mekanisme proteksi sistem komputer
Pada sistem komputer banyak objek yang perlu diproteksi, yaitu :
1. Objek perangkat keras.
Objek yang perlu diproteksi, antara lain :
o Pemroses.
o Segment memori.
o Terminal.
o Disk drive.
o Printer.
o Dan sebagainya.

2. Objek perangkat lunak.
Objek yang perlu diproteksi, antara lain :
o Proses.
o File.
o Basis data.
o Semaphore.
o Dan sebagainya.

Access Control Matrix
Masalah proteksi adalah mengenai cara mencegah proses-proses mengakses
objek-objek yang tidak diotorisasi. Mekanisme ini juga harus
memungkinkan membatasi proses-proses ke suatu subset operasi-operasi
legal yang diperlukan. Misalnya proses A dapat membaca file F, tapi tidak
menulisinya.
Agar dapat menyediakan mekanisme proteksi berbeda dikembangkan
berdasar konsep domain. Domain adalah himpunan pasangan (hak, objek).
Tiap pasangan menspesifikasikan objek dan suatu subset operasi yang dapat
dilakukan terhadapnya. Hak dalam konteks ini berarti ijin melakukan suatu
operasi.
Proses berjalan pada suatu domain proteksi, yaitu proses merupakan anggota
suatu domain atau beberapa domain. Terdapat kumpulan objek yang dapat
diakses proses. Untuk tiap objek, proses mempunyai suatu kumpulan hak
terhadap objek itu. Proses-proses dapat juga beralih dari satu domain ke
domain lain selama eksekusi. Aturan peralihan domain ini bergantung pada
sistem.
Domain ditetapkan dengan mendaftarkan pemakai-pemakai yang termasuk
domain itu. Proses-proses yang dijalankan pemakai adalah proses-proses
pada domain itu dan mempunyai hak akses terhadap objek seperti ditentukan
domainnya.

Cara penyimpanan informasi anggota domain
Secara konseptual adalah berupa satu matriks besar, dimana :
o Baris menunjukkan domain.
o Kolom menunjukkan objek.
Tiap elemen matriks mendaftar hak-hak yang dimiliki domain terhadap
objek. Dengan matriks ini, sistem dapat mengetahui hak pengaksesan
terhadap objek. Gambar berikut menunjukkan matriks pengaksesan objek.
Untuk sistem-sistem yang mengijinkan peralihan domain dimodelkan
dengan menganggap domain sebagai objek, yaitu :
o Jika terdapat operasi enter, berarti mempunyai hak berpindah domain.
Untuk sistem-sistem yang mengijinkan peralihan domain dimodelkan
dengan menganggap domain sebagai objek, yaitu :
o Jika terdapat operasi enter, berarti mempunyai hak berpindah domain.
Gambar diatas menunjukkan matriks pengaksesan objek dengan operasi
pengalihan domain. Proses-proses pada domain 1 dapat berpindah ke
domain 2 dan proses pada domain 2 dapat berpindah ke domain 1.

ACL (Access Control List)
Matriks pengaksesan objek akan berbentuk matrik jarang (sparse matrix).
Matrik jarang memboroskan ruang penyimpanan dan lambat karena
memerlukan ruang besar, Dua alternatif untuk memperbaikinya adalah :
o Menyimpan matriks sebagai perbaris.
o Menyimpan matriks sebagai perkolom.

Teknik yang digunakan adalah mengasosiasikan tiap objek dengan senarai
terurut berisi semua domain yang boleh mengakses dan operasi-operasi yang
dibolehkan (bagaimana). Tenik ini menghasilkan senarai disebut ACL.
Contoh :
Tiap ACL yang disebutkan di kurung menyatakan komponen uid (user ID),
gid (group ID) dan hak akses. Dengan ACL, dimungkinkan mencegah uid,
gid spesifik mengakses objek sementara mengijinkan yang lain. Pemilik
objek dapat mengubah ACL kapanpun.Cara ini untuk mempermudah
pencegahan/pelarangan pengaksesan yang sebelumnya diperbolehkan.
Penyimpanan dilakukan hanya untuk isian yang tak kosong.

Kapabilitas
Cara lain adalah memecah matrik perbaris. Diasosiasikan tiap proses satu
daftar objek yang boleh diakses, bila terdapat tanda operasi yang diijinkan
padanya atau domainnya.
Senarai ini disebut senarai kapabilitas (capabilities list). Contoh :
Ancaman-ancaman canggih terhadap sistem komputer adalah program yang
mengeksploitasi kelemahan sistem operasi. Kita berurusan dengan program
aplikasi begitu juga program utilitas seperti editor dan kompilator.

Terdapat taksonomi ancaman perangkat lunak atau klasifikasi program jahat
(malicious program), yaitu :

1. Program-program yang memerlukan program inang (host program).
Fragmen program tidak dapat mandiri secara independen dari suatu program
aplikasi, program utilitas atau program sistem.
2. Program-program yang tidak memerlukan program inang.
Program sendiri yang dapat dijadwalkan dan dijalankan oleh sistem operasi.
Pembagian atau taksonomi menghasilkan tipe-tipe program jahat sebagai
berikut :
1. Bacteria.
Bacteria adalah program yang mengkonsumsi sumber daya sistem dengan
mereplikasi dirinya sendiri. Bacteria tidak secara eksplisit merusak file.
Tujuan program ini hanya satu yaitu mereplikasi dirinya.
Program bacteria yang sederhana bisa hanya mengeksekusi dua kopian
dirinya secara simultan pada sistem multiprogramming atau menciptakan
dua file baru, masing-masing adalah kopian file program bacteria.
Kedua kopian in kemudian mengkopi dua kali, dan seterusnya.

2. Logic bomb.
Logic bomb adalah logik yang ditempelkan pada program komputer agar
memeriksa suatu kumpulan kondisi di sistem. Ketika kondisi-kondisi yang
dimaksud ditemui, logik mengeksekusi suatu fungsi yang menghasilkan
aksi-aksi tak diotorisasi.
Logic bomb menempel pada suatu program resmi yang diset meledak ketika
kondisi-kondisi tertentu dipenuhi. Contoh kondisi-kondisi untuk memicu
logic bomb adalah ada atau tudak adanya file-file tertentu, hari tertentu baru
minggu atau tanggal, atau pemakai menjalankan aplikasi tertentu.
Begitu terpicu, bomb mengubah atau menghapus data atau seluruh file,
menyebabkan mesin terhenti, atau mengerjakan perusakan lain.

3. Trapdoor.
Trapdoor adalah titik masuk tak terdokumentasi rahasia di satu program
untuk memberikan akses tanpa metode-metode otentifikasi normal.
Trapdoor telah dipakai secara benar selama bertahun-tahun oleh pemrogram
untuk mencari kesalahan program. Debugging dan testing biasanya
dilakukan pemogram saat mengembangkan aplikasi. Untuk program yang
mempunyai prosedur otentifikasi atau setup lama atau memerlukan pemakai
memasukkan nilai-nilai berbeda untuk menjalankan aplikasi maka
debugging akan lama bila harus melewati prosedur-prosedur tersebut.
Untuk debug program jenis ini, pengembang membuat kewenangan khusus
atau menghilangkan keperluan setup dan otentifikasi. Trapdoor adalah kode
yang menerima suatu barisan masukan khusus atau dipicu dengan
menjalankan ID pemakai tertentu atau barisan kejahatan tertentu. Trapdoor
menjadi ancaman ketika digunakan pemrogram jahat untuk memperoleh
pengkasesan tak diotorisasi. Pada kasus nyata, auditor (pemeriks) perangkat
lunak dapat menemukan trapdoor pada produk perangkat lunak dimana
nama pencipta perangkat lunak berlakuk sebagai password yang memintas
proteksi perangkat lunak yang dibuatnya. Adalah sulit
mengimplementasikan kendali-kendali perangkat lunak untuk trapdoor.
4. Trojan horse.
Trojan horse adalah rutin tak terdokumentasi rahasia ditempelkan dalam satu
program berguna. Program yang berguna mengandung kode tersembunyi
yang ketika dijalankan melakukan suatu fungsi yang tak diinginkan.
Eksekusi program menyebabkan eksekusi rutin rahasia ini. Programprogram
trojan horse digunakan untuk melakukan fungsi-fungsi secara tidak
langsung dimana pemakai tak diotorisasi tidak dapat melakukannya secara
langsung. Contoh, untuk dapat mengakses file-file pemakai lain pada sistem
dipakai bersama, pemakai dapat menciptakan program trojan horse.
Trojan horse ini ketika program dieksekusi akan mengubah ijin-ijin file
sehingga file-file dapat dibaca oleh sembarang pemakai. Pencipta program
dapat menyebarkan ke pemakai-pemakai dengan menempatkan program di
direktori bersama dan menamai programnya sedemikian rupa sehingga
disangka sebagai program utilitas yang berguna. Program trojan horse yang
sulit dideteksi adalah kompilator yang dimodifikasi sehingga menyisipkan
kode tambahan ke programprogram tertentu begitu dikompilasi, seperti
program login. Kode menciptakan trapdoor pada program login yang
mengijinkan pencipta log ke system menggunakan password khusus.
Trojan horse jenis ini tak pernah dapat ditemukan jika hanya membaca
program sumber. Motivasi lain dari trojan horse adalah penghancuran data.
Program muncul sebagai melakukan fungsi-fungsi berguna (seperti
kalkulator), tapi juga secara diam-diam menghapus file-file pemakai.
Trojan horse biasa ditempelkan pada program-program atau rutin-rutin yang
diambil dari BBS, internet, dan sebagainya.
5. Virus.
Virus adalah kode yang ditempelkan dalam satu program yang menyebabkan
pengkopian dirinya disisipkan ke satu program lain atau lebih.
Program menginfeksi program-program lain dengan memodifikasi programprogram
itu. Modifikasi itu termasuk memasukkan kopian program virus
yang kemudian dapat menginfeksi program-program lain. Selain hanya
progasi, virus biasanya melakuka fungsi yang tak diinginkan. Seperti virus
biologis, pada virus komputer terdapat kode intruksi yang dapat membuat
kpian sempurna dirinya.
Ketika komputer yang terinfeksi berhubungan (kontak) dengan perangkat
lunak yang belum terinfeksi, kopian virus memasuki program baru. Infeksi
dapat menyebar dari komputer ke komputer melalui pemakai-pemakai yang
menukarkan disk atau mengirim program melalui jaringan. Pada lingkungan
jaringan, kemampuan mengakses aplikasi dan layanan-layanan komputer
lain merupakan fasilitas sempurna penyebaran virus.
6. Worm.
Adalah program yang dapat mereplikasi dirinya dan mengirim kopiankopian
dari komputer ke komputer lewat hubungan jaringan. Begitu tiba,
worm diaktifkan untuk mereplikasi dan progasai kembali. Selain hanya
propagasi, worm biasanya melakukan fungsi yang tak diinginkan. Network
worm menggunakan hubungan jaringan untuk menyebar dari sistem ke
sistem lain. Sekali aktif di suatu sistem, network worm dapat berlaku seperti
virus atau bacteria, atau menempelkan program trojan horse atau melakukan
sejumlah aksi menjengkelkan atau menghancurkan. Untuk mereplikasi
dirinya, network worm menggunakan suatu layanan jaringan, seperti :
o Fasilitas surat elektronik (electronic mail facility), yaitu worm
mengirimkan kopian dirinya ke sistem-sistem lain.
o Kemampuan eksekusi jarak jauh (remote execution capability), yaitu
worm mengeksekusi kopian dirinya di sistem lain.
o Kemampuan login jarak jauh (remote login capability), yaitu worm log
pada sistem jauh sebagai pemakai dan kemudian menggunakan perintah
untuk mengkopi dirinya dari satu sistem ke sistem lain.

Kopian program worm yang baru kemudian dijalankan di sistem jauh dan
melakukan fungsi-fungsi lain yang dilakukan di sistem itu, worm terus
menyebar dengan cara yang sama. Network worm mempunyai ciri-ciri yang
sama dengan virus komputer, yaitu mempunyai fase-fase sama, yaitu :
o Dormant phase.
o Propagation phase.
o Trigerring phase.
o Execution phase.

Network worm juga berusaha menentukan apakah sistem sebelumnya telah
diinfeksi sebelum mengirim kopian dirinya ke sistem itu.

Tipe-tipe virus
Saat ini perkembangan virus masih berlanjut, terjadi perlombaan antara
penulis virus dan pembuat antivirus. Begitu satu tipe dikembangkan
antivirusnya, tipe virus yang lain muncul. Klasifikasi tipe virus adalah
sebagai berikut :
o Parasitic virus.
Merupakan virus tradisional dan bentuk virus yang paling sering.
Tipe ini mencantolkan dirinya ke file .exe. Virus mereplikasi ketika program
terinfeksi dieksekusi dengan mencari file-file .exe lain untuk diinfeksi.
o Memory resident virus.
Virus memuatkan diri ke memori utama sebagai bagian program yang
menetap. Virus menginfeksi setiap program yang dieksekusi.
o Boot sector virus.
Virus menginfeksi master boot record atau boot record dan menyebar saat
system diboot dari disk yang berisi virus.
o Stealth virus.
Virus yang bentuknya telah dirancang agar dapat menyembunyikan diri dari
deteksi perangkat lunak antivirus.
o Polymorphic virus.
Virus bermutasi setiap kali melakukan infeksi. Deteksi dengan penandaan
virus tersebut tidak dimungkinkan. Penulis virus dapat melengkapi dengan
alat-alat bantu penciptaan virus baru (virus creation toolkit, yaitu rutin-rutin
untuk menciptakan virus-virus baru). Dengan alat bantu ini penciptaan virus
baru dapat dilakukan dengan cepat. Virus-virus yang diciptakan dengan alat
bantu biasanya kurang canggih dibanding virus-virus yang dirancang dari
awal.

Antivirus
Solusi ideal terhadap ancaman virus adalah pencegahan. Jaringan diijinkan
virus masuk ke sistem. Sasaran ini, tak mungkin dilaksanakan sepenuhnya.
Pencegahan dapat mereduksi sejumlah serangan virus. Setelah pencegahan
terhadap masuknya virus, maka pendekatan berikutnya yang dapat dilakukan
adalah :
o Deteksi.
Begitu infeksi telah terjadi, tentukan apakah infeksi memang telah terjadi
dan cari lokasi virus.
o Identifikasi.
Begitu virus terdeteksi maka identifikasi virus yang menginfeksi program.
o Penghilangan.
Begitu virus dapat diidentifikasi maka hilangkan semua jejak virus dari
program yang terinfeksi dan program dikembalikan ke semua (sebelum
terinfeksi). Jika deteksi virus sukses dilakukan, tapi identifikasi atau
penghilangan jejak tidak dapat dilakukan, maka alternatif yang dilakukan
adalah menghapus program yang terinfeksi dan kopi kembali backup
program yang masih bersih. Sebagaimana virus berkembang dari yang
sederhana menjadi semakin canggih, begitu juga paket perangkat lunak
antivirus. Saat ini program antivirus semakin kompleks dan canggih.

ACCESS CONTROL
Access control pada system operasi mengatur kemampuan akses user dalam
suatu jaringan, computer atau aplikasi. Sistem access control pada jaringan
data umumnya menggunakan firewall. Firewall akan bertindak sebagai
pelindung atau pembatas terhadap orang-orang yang tidak berhak mengakses
jaringan.
Kemampuan-kemampuan firewall :
• IP Hiding/Mapping
Kemampuan ini mengakibatkan IP address dalam jaringan
ditransalasikan ke suatu IP address yang baru. Dengan demikian, IP
address dalam jaringan tidak akan dikenali di internet.
• Privilege Limitation
Dengan kemampuan ini, kita juga bisa membatasi para user jaringan
sesuai dengan otorisasi atau hak-hak yang diberikan kepadanya.
• Outside Limitation
Kemampuan ini, dapat membatasi para user dalam jaringan untuk
mengakses ke alamat-alamat tertentu di luar jangkauan kita.
• Inside Limitation
Kita memperbolehkan orang luar untuk mengakses informasi yang
tersedia dalam salah satu computer dalam jaringan kita. Selain itu, tidak
diperbolehkan untuk mengakses seluruh computer yang terhubung ke
jaringan kita
• Password dan Encrypted Authentication
Beberapa user di luar jaringan memang diizinkan untuk masuk ke
jaringan kita untuk mengakses data, dengan terlebih dahulu harus
memasukkan password khusus yang sudah terenkripsi.

Ada 3 macam pembagian firewall berdasarkan cara kerjanya:
1. Internet firewalls
Merupakan system atau grup system yang memberikan kebijakan
keamanan pada hubungan antara jaringan korporasi dan internet. Firewall
mengatur layanan-layanan apa yang bisa di akses dari luar system.
Internet firewall dapat berupa perangkat fisik atau software yang
menyaring header paket bergantung pada kebijakan keamanan.
2. Packet filtering firewalls
Merupakan tipe firewall yang melakukan control akses ke dalam maupun
keluar jaringan. Packet filter firewalls dapat berupa router maupun switch
yang dapat dikonfigurasi dengan access list. Izin maupun penolakan
akses didasarkan pada protocol, port asal maupun port tujuan alamat IP
asal maupun tujuan.
3. Application/proxy firewalls
Perangkat atau software ini menjamin bahwa resource yang terlindungi
tidak bisa diakses oleh sembarang user. Pada saat ini ada beberapa
aplikasi firewall yang dapat dipasang di PC diantaranya adalah : McAfee,
Personal Firewall, Symantec Norton Personal Firewall 2000, Network
ICE Blackice Defender, dll.
Firewall yang tergantung OS
Sistem Operasi Firewall
SUN-OS/Solaris Solstice-1, Check Point
Windows NT Altavista, Borderware
Novell Intranetware
HP-UX Borderware, Check Point
Unixware CyberGuard
IBM AIX Check Point
Firewall yang bebas
Blackbox Firewall Vendor
Sunscreen Sun Microsystem
Instant Internet Bay Networks
BigFire NAS Technology
Cisco PIX Cisco System
Gauntlet TIS

BENTUK SERANGAN TERHADAP SISTEM OPERASI
Ancaman Sistem Operasi Windows pada saat ini berdasarkan daftar
ancaman yang dikeluarkan oleh SANS Institute :
1. Internet Information Services (IIS)
2. Microsoft SQL Server (MSSQL)
3. Windows Authentication (termasuk LM Hashing)
4. Internet Explorer (IE)
5. Windows Remote Access Services (termasuk NetBIOS, Anonymous
logon, remote registry, RPC DOM)
6. Microsoft Data Access Components (MDAC)
7. Windows Scripting Host (WSH)
8. Microsoft Outlook & Outlook Express
9. Windows Peer to Peer File Sharing (P2P)
10. Simple Network Management Protocol

Sedangkan ancaman yang terjadi pada Unix berdasarkan daftar ancaman
yang dikeluarkan oleh SANS Institute :
1. BIND Domain Name System
2. Remote Procedure Calls (RPC)
3. Apache Web Server
4. General UNIX Authentication Acounts with No Passwords or Weak
Passwords
5. Clear Text Services (termasuk FTP, r-service/trust relationship, Line
Printer Daemon)
6. Sendmail
7. Simple Network Management Protocol (SNMP)
8. Secure Shell (SSH)
9. Misconfiguration of Enterprise Services NIS/NFS
10. Open Secure Sockets Layer (SSL)

Berdasarkan masalah ancaman pada system operasi ini, dikenal suatu istilah
“vulnerabilitas”. Vulnerabilitas secara universal adalah keadaan dimana :
• Memungkinkan penyerang mengeksekusi perintah sebagai user
lainnya.
• Memungkinkan penyerang untuk mengakses data yang berbeda
dengan batasan akses untuk data tersebut.
• Memungkinkan penyerang untuk memalsukan diri sebagai pihak lain
• Memungkinkan penyerang untuk melakukan denial of service.

Selain itu dikenal pula istilah “exposure “, yaitu suatu keadaan dimana :
• Memungkinkan penyerang melakukan aktivitas pengambilan
informasi
• Memungkinkan penyerang menyembunyikan aktifitas
• Menyertakan suatu kemampuan yang berperilaku seolah-olah seperti
yang diinginkan, tetapi bisa dilakukan compromise dengan mudah
• Merupakan titik masuk utama penyerang bisa melakukan usaha
memperoleh akses ke system atau data
• Dianggap sebagai masalah yang berkaitan dengan kebijakan
keamanan tertentu.
Contoh vulnerabilitas universal :
• phf (remote command axecution sebagai user “nobody”)
• rpc.ttdbserved (remote command execution sebagai root)
• File password yang writeable secara bebas (modifikasi data
penting system.
• Password default (remote command execution atau akses lainnya)
• Permasalahan denial of service yang memungkinkan seorang
penyerang untuk menyebabkan blue death screen
• Smurf (denial of service dengan flooding jaringan)
Contoh exposure :
• Menjalankan service semacam finger (berguna untuk mengambil
informasi, tapi membuatnya seperti “mengiklankan” system bagi
penyerang)
• Setting dan konfigurasi yang tidak tepat pada kebijakan audit
Windows NT
• Menjalankan service yang biasa menjadi titik serangan (misal HTTP,
FTP, atau SMTP)
• Pemakaian aplikasi atau service yang bisa diserang dengan sukses
memakai metode brute force.

KEBIJAKAN KEAMANAN
Suatu system computer bisa dilihat sebagai sekumpulan sumberdaya yang
tersedia untuk dipergunakan oleh user yang berhak. Terdapat sejumlah
komponen keamanan yang perlu diperhatikan oleh administrator :
1. Availability: Sistem harus tersedia untuk dipergunakan saat user
memerlukannya. Serupa dengan itu , data penting harus juga tersedia
pada setiap saat.
2. Utility: Sistem dan data pada system harus berguna untuk suatu tujuan
3. Integrity: Sistem dan data harus lengkap dan terbaca
4. Authenticity: Sistem harus mampu memverifikasi identitas dari user,
dan user harus bisa memverifikasi identitas system
5. Confidentially: Data pribadi hanya boleh diketahui oleh pemilik data,
atau sejumlah pihak terpilih untuk berbagi data
6. Possession: Pemilik dari system harus mampu mengendalikannya.
Kehilangan control pada suatu system ke tangan orang yang tidak
berhak, akan berdampak pada keamanan system bagi pengguna
lainnya.

Pertemuan ke-5
Malicious Software

Perlindungan Program Terhadap Virus Komputer


Teknik Perlindungan Program Terhadap Virus Komputer
•           Melalui BIOS
•           Melalui Fasilitas Sistem Operasi
•           Menggunakan Tool Program

Perlindungan terhadap virus
Dalam prakteknya, terdapat dua opsi untuk menghadapi infeksi virus :
         Usaha pencegahan (prophylaxis) yaitu melindungi komputer agar tidak terinfeksi virus.
         Bila infeksi telah terjadi, maka jalan terbaik adalah mengisolasi infeksi ini dan membersihkan PC yang bersangkutan sesegera mungkin. Dalam usaha pencegahan perlu disadari bahwa satu PC dapat terinfeksi virus sewaktu transfer data.
Potensi bahaya datang dari:
         Pemakaian media penyimpanan : disket, CD ROM, dan Zip drive. Anda bertanggung jawab langsung atas pemakaian media penyimpanan.
         Bila PC anda terhubung via jaringan (misalnya Internet) ke PC lain, bahaya dapat datang dari sisi lain. Mendownload software dapat mengakibatkan anda terkena virus, juga pihak lain dapat menggunakan koneksi network untuk menempatkan program di PC anda.
         Orang lain yang menggunakan PC anda dapat mengakibatkan bahaya, baik sengaja maupun tidak. Virus Scanner Walaupun anda sudah sangat berhati-hati, anda harus selalau menggunakan virus scanner terbaru untuk memeriksa adanya virus. Sangat mungkin pada suatu ketika anda lalai dalam menerapkan prinsip kehati-hatian. Selain antivirus komersial seperti Norton Anti Virus 2002, McAffee, dan PC Cillin, terdapat pula anti virus freeware yang tidak kalah kemampuannya dalam melindungi anda terhadap virus.
Hampir semua orang tahu bahaya virus, tetapi ada bahaya lain pada network yang bisa membawa bahaya lebih besar : trojan horse. Trojan bersembunyi di latar belakang dengan membuka port tertentu menunggu diaktifkan oleh penyerang. Trojan yang menginfeksi PC adalah versi server-nya yang akan dikendalikan penyerang lewat versi client-nya. Antivirus kini mampu juga mendeteksi adanya trojan, tetapi paling baik menggunakan scanner yang ditujukan untuk mendeteksi trojan. Berbeda dengan antivirus yang mendeteksi trojan hanya dari file-nya, maka trojan scanner mendeteksi trojan juga dengan melakukan scan terhadap port-port yang terbuka pada PC anda. Trojan tertentu membuka port tertentu sebagai jalan belakang (backdoor) untuk penyerang masuk ke PC anda. Salah satu trojan scanner yang baik adalah Anti-Trojan yang dapat didownload di http://www.anti-trojan.net. Anti-Trojan memeriksa adanya trojan dengan melakukan :
• port scanning
• men-cek registri
• men-cek hard disk yang bila ditemukan adanya Trojan
Maka anda mempunyai opsi untuk men-delete trojan yang ditemukan. Setelah men-delete trojan tersebut, komputer harus di-boot ulang. Mengingat virus dan trojan besar sekali kemungkinannya masuk melalui file yang anda download, maka anda perlu mengkarantina hasil download sebelum yakin bahwa program hasil download itu benar-benar aman. Bukan hanya hasil download dari situs-situs hacking kurang dikenal yang bisa mengandung virus atau trojan, hasil download dari situs-situs besar dan terkenal pun tidak lepas dari risiko.
Untuk menguji program yang tidak dikenal dapat dilakukan dengan dua cara :
• Sistem operasi kedua
• Virtual sandbox
Pada yang pertama, anda dapat menginstalasi sistem operasi Windows yang kedua pada partisi tersendiri dan menguji program-program yang tidak dikenal hanya pada partisi ini. Sandbox memonitor dan melindungi komponen-komponen hardware dan software pada PC anda. Sandbox dapat disetel agar hanya program yang dijalankan di dalamnya hanya mengakses port atau direktori tertentu saja. Sandbox merupakan salah satu fasilitas yang diberikan oleh eSafe. eSafe merupakan software security yang sekaligus merupakan firewall, anti-virus, dan juga sandbox. Sandbox pada eSafe dapat dikonfigurasi, namun sudah terdapat aturan tinggal pakai untuk kebanyakan proses pengujian software :
         Blank. Set of rule kosong yang mengizinkan semua tipe akses, dan hanya melindungi direktori eSafe agar tidak dapat diubah.
         Freeze desktop. Menjaga agar Start menu dan desktop tidak bisa diubah.
         Internet Applications. Melindungi terhadap bahaya yang datang dari Internet. Akses hanya diizinkan ke direktori tertentu, terutama ampuh untuk menghadapi script kiddies.
         Internet Explorer. Mencegah penciptaan script file pada semua drive. • Netscape. Serupa dengan fungsi pada Internet Explorer.
         Untrusted Applications. Membatasi akses terhadap download, test, dan temporary file. Juga mecegah penciptaan script file berbahaya.

Penanggulangannya
Menghindari virus memang langkah awal yang harus diambil sebelum komputer benar-benar terserang virus, karena lebih baik mencegah dari pada mengobati. Berikut ini cara-cara menghindari virus yang cukup efisien :
– Ubah program-program atribut menjadi Read Only7 Sebenarnya cara ini kurang menjamin sebab sudah ada virus yang bisa mengubah attribut file. Tetapi cara ini lebih baik dilakukan dari pada tidak sama sekali. Parameter untuk merubah attribut file :
ATTRIB [+R | -R] [+A | -A] [+S | -S] [+H | -H]
[[drive:][path]filename] [/S]

Keterangan :
+ : menambahkan attribut
– : menghilangkan attribut
R : attribut hanya baca (Read only)
A : attribut file archive
S : attribut file aystem
H : attribut file tersembunyi
Path : nama cabang (sub-directory)
Filename: nama file yang akan diproses
/S : melakukan proses diseluruh directory dan sub-directory

– Hindari penggunaan disket-disket yang tidak bisa dipercaya sumbernya. Usahakan untuk tidak menggunakan disket-disket yang sudah lama sebab mungkin saja mengandung virus, dan juga jangan sembarangan menggunakan disket dari orang lain yang tidak terjamin kebersihan disket dari virus.
– Melakukan Write Protect
Dengan selalu mengunci Write Protect disket maka, kita dapat lebih meminimalkan kemungkinan penularan virus sebab virus tidak bisa menulis pada disket yang telah di-Write Protect.
– Membuat sub-directory untuk program-program baru. Hal ini bisa melokalisir beberapa virus apabila program kita terjangkit virus.
Cara membuat sub-directory :
MD [drive:]path
Cara berpindah sub-directory :
CD [drive:]path
– Scan virus setiap disket yang tidak pasti kebersihannya dari virus.
Apabila kita terpaksa untuk menggunakan disket yang tidak diketahui kebersihannya, maka sebaiknya kita melakukan pemeriksaan terlebih dahulu dengan antivirus. Contoh-contoh program antivirus yang cukup terkenal adalah McAfee VirusScan, Antiviral Toolkit Pro, dan Norton Antivirus
– Melakukan scan virus secara periodik pada hard disk. Walaupun kita telah menjaga segala kemungkinan dari penyebaran virus, tetapi ada baiknya dilakukan pemeriksaan pada hard disk, sebab mungkin saja terdapat virus baru atau variasi
virus yang belum bisa terdeteksi.
– Menginstal program resident pada komputer. Untuk mencegah dan mendeteksi kerja virus kita bias menggunakan program antivirus yang sifatnya resident, yang
dimaksud dengan residen adalah program yang menetap sementara pada memori komputer. Contoh program residen adalah Scan McAfee Vshield dan Norton Anti Virus.
– Menggunakan program anti virus yang terbaru Memang seharusnya apabila kita ingin memperkecil kemungkinan penularan virus, kita harus selalu mengikuti perkembangan program anti virus sebab dengan semakin banyaknya virus-virus baru yang belum bisa terdeteksi oleh antivirus yang lama, sehingga para pencipta program anti virus juga membuat program anti virus yang lebih baru pula.
– Periksa secara rutin registry Windows di bagian \HKEY_CURRENT_USER\Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Run, apakah menemukan sesuatu yang mencurigakan jika menemukan itu hapus bagian yang mencurigakan itu.
Apabila komputer ataupun disket telah terserang virus dan kita masih ingin menggunakannya, maka mau tidak mau kita harus berusaha membasmi virus tersebut.
Berikut ini cara-cara untuk membasmi virus :
1. Gunakan program antivirus
Untuk hal ini sebaiknya kita menggunakan program antivirus yang telah cukup terkenal seperti yang telah disebutkan penulis pada bagian sebelumnya. Tetapi apabila komputer kita terserang virus lokal, maksudnya virus buatan Indonesia, ada baiknya kita juga menggunakan program antivirus lokal pula. Contoh virus lokal yang cukup terkenal adalah SW (Sayha Watpu) dan untuk contoh program antivirus lokal adalah MAV (Mikrodata Anti Virus).
2. Menggunakan Utiliti
Umumnya pembasmian virus dengan Utiliti hanya bisa untuk memberantas virus Boot Sector. Intinya ialah menimpa pada boot sector yang telah terserang virus dengan boot sector yang masih bersih dengan syarat bahwa sistem atau versi sistem keduanya sama.
Utiliti yang dapat digunakan antara lain :
1. Norton Diskedit dan PC Tools
Kedua program ini adalah program editor yang cukup canggih dan kita menggunakannya untuk memberantas virus boot sector, tetapi cara ini hanya bisa dilakukan oleh user yang telah berpengalaman.
2. DEBUG
Debug adalah program yang selalu disediakan oleh MS DOS maupun MS Windows 95. Debug adalah program untuk melakukan debugging, dan untuk menggunakannya juga hanya bisa dilakukan oleh user yang telah berpengalaman.
3. SYS
Sys adalah program yang juga selalu disediakan oleh MS DOS maupun MS Windows. Sys berguna untuk memindahkan atau menulis sistem pada disket ataupun hardisk. Syarat menggunakannya adalah versi operating system keduanya harus sama.

Cara menggunakannya :
– Boot komputer dengan disket yang bebas dari virus Cara ini bisa dilakukan dengan disket maupun dengan hardisk
– Masukkan disket yang terkena virus, misal pada Drive B
– Ketikan ‘SYS B:’

Pengendalian program terhadap ancaman lainnya

Keamanan dalam sistem informasi merupakan faktor yang sangat penting keberadaannya dalam mengoperasian sistem informasi itu sendiri. Bagaimana tidak banyak ancaman-ancaman yang terjadi pada sistem informasi yang akan merugikan banyak pihak, baik individu, masyarkat, dan lain sebagainya. Oleh karena itu untuk mencegah ancaman-ancaman terhadap sistem informasi yaitu perlu adanya keamanan yang sangat canggih agar dapat mendeteksi atau membenarkan dari sebagian sistem yang rusak akibat gangguan pada sistem informasi.

Ancaman terhadap sistem informasi sendiri terbagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Ancaman aktif merupakan suatu kejahatan yang terjadi pada komputer dan suatu kecurangan berupa pencurian data.
2. Ancaman pasif merupakan kegagalam sistem itu sendiri atau kesalahan manusia dalam memproses sistem, atau karena adanya bencana alam yang terjadi yang mengakibatkan ancaman bagi sistem itu sendiri.

Selain itu ada beberapa ancaman yang terjadi pada sistem informasi yaitu penyalahgunaan teknologi berupaka kejahatan kriminal yaitu :
1. Kejahatan yang dilakukan dengan menyusup kedalam sistem jaringan komputer tanpa sepengetahuan dari pemilik sistem jaringan komputer. Contohnya : seorang pelaku kejahatan atau hacker melakukan sabotase terhadap informasi yang sangat penting atau mencuri informasi yang sangat penting dan rahasia.
2. Kejahatan dengan memasukkan data atau berupa informasi ke jaringan internet tentang sesuatu yang tidak benar dan melanggar ketentuan hukum. Contohnya pemuatan berita atau informasi yang tidak benar seperti memuat video pornografi, memuat informasi yang sangat rahasia seperti rahasi negara, dll
3. Kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen penting yang tersimpan pada dokumen melalu internet.
4. Kejahatan dengan memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan mata-mata terhadap pihak yang menjadi sasaran, dengan memasuki sistem jaringan komputer pihak yang menjadi sasarannya.
5. Kejahatan yang dilakukan dengan membuat gangguan, perusakan atau pengahncuran terhadap data atau sistem jaringan komputer. Misalnya menyusupkan virus komputer dimana data yang terkena virus tidak dapat digunakan lagi.
6. Kejahatan yang ditujuakan terhadap kekayaan intelektual yang dimiliki pihak lain di Internet.
7. Kejahatan yang ditujukan terhadap keterangan pribadi seseorang yang tersimpan pada formulir data seseorang yang tersimpan pada komputer, dimana jika ada yang mengetahui data tersebut maka dapat merugikan korban. Misalnya nomor pin ATM. Pasword, dan lain-lain.

Beberapa uraian mengenai ancaman-ancaman yang terjadi pada sistem informasi, maka perlu adanya penanggulangan yang harus mengantisipasi ancaman terhadap sistem informasi. Adapun cara menanggulangi ancaman tersebut, maka bisa menggunakan metode pengelolaan pengendalian dimana merupakan suatu cara yang masih efektif dalam mencegah ancaman terhadap sistem informasi. Pengendalian dalam sistem tekonologi informasi dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Pengendalian secara umum (General control) yang merupakan pengendalian sistem tekonologi informasi yang paling luar dan harus dihadapi terlebih dahulu oleh pemakai sistem informasi. Beberapa pengendaliannya yaitu : Organisasi, dokumentasi, kontrol pencegah kerusakan perangkat, parameter keamanan data, dll.
2. Pengendalian aplikasi merupakan pengendalian yang dipasang pada pengelolaan aplikasinya yaitu berupa : pengendalian masukan, pengendalian pengolahan, dan pengendalian keluaran.

Pertemuan ke-6
Pengamanan Sistem Basis Data

Keamanan Database
Keamanan pada database merupakan suatu proteksi terhadap pengrusakan data
dan pemakaian data oleh pemakai yang tidak punya kewenangan.

 Penyalahgunaan Database
 Tidak disengaja, jenisnya :
 kerusakan selama proses transaksi
 anomali yang disebabkan oleh akses database yang konkuren
 anomali yang disebabkan oleh pendistribuasian data pada beberapa
komputer
 logika error yang mengancam kemampuan transaksi untuk
mempertahankan konsistensi database.
 Disengaja, jenisnya :
 Pengambilan data / pembacaan data oleh pihak yang tidak berwenang.
 Pengubahan data oleh pihak yang tidak berwenang.
 Penghapusan data oleh pihak yang tidak berwenang.
 Tingkatan Pada Keamanan Database
 Fisikal
: lokasi-lokasi dimana terdapat sistem komputer haruslah aman secara fisik
terhadap serangan perusak.
 Manusia
: wewenang pemakai harus dilakukan dengan berhati-hati untuk
mengurangi kemungkinan adanya manipulasi oleh pemakai yang
berwenang
 Sistem Operasi
: Kelemahan pada SO ini memungkinkan pengaksesan data oleh pihak tak
berwenang, karena hampir seluruh jaringan sistem database menggunakan
akses jarak jauh.
 Sistem Database
: Pengaturan hak pemakai yang baik.
 Keamanan Data :
 Otorisasi :
 Pemberian Wewenang atau hak istimewa (priviledge) untuk mengakses sistem atau obyek database
 Kendali otorisasi (=kontrol akses) dapat dibangun pada perangkat lunak dengan 2 fungsi :
 Mengendalikan sistem atau obyek yang dapat diakses
 Mengendalikan bagaimana pengguna menggunakannya
 Sistem administrasi yang bertanggungjawab untuk memberikan hak akses dengan membuat account pengguna.
 Tabel View :
 Merupakan metode pembatasan bagi pengguna untuk mendapatkan model database yang sesuai dengan kebutuhan perorangan. Metode ini dapat menyembunyikan data yang tidak digunakan atau tidak perlu dilihat oleh pengguna.
 Contoh pada Database relasional, untuk pengamanan dilakukan beberapa level :
 Relasi
: pengguna diperbolehkan atau tidak diperbolehkan mengakses langsung suatu relasi
 View
: pengguna diperbolehkan atau tidak diperbolehkan mengakses data yang terdapat pada view
 Read Authorization
: pengguna diperbolehkan membaca data, tetapi tidak dapat memodifikasi.
 Insert Authorization
: pengguna diperbolehkan menambah data baru, tetapi tidak dapat memodifikasi data yang sudah ada.
 Update Authorization
: pengguna diperbolehkan memodifikasi data, tetapi tidak dapat menghapus data.
 Delete Authorization
: pengguna diperbolehkan menghapus data.
 Untuk Modifikasi data terdapat otorisasi tambahan :
 Index Authorization
: pengguna diperbolehkan membuat dan menghapus index data.
 Resource Authorization
: pengguna diperbolehkan membuat relasi-relasi baru.
 Alteration Authorization
: pengguna diperbolehkan menambah/menghapus atribut suatu relasi.

 Drop Authorization
: pengguna diperbolehkan menghapus relasi yang sudah ada.
 Contoh perintah menggunakan SQL :
 GRANT
: memberikan wewenang kepada pemakai
Syntax : GRANT <priviledge list> ON <nama relasi/view> TO <pemakai>
Contoh :
GRANT SELECT ON S TO BUDI
GRANT SELECT,UPDATE (STATUS,KOTA) ON S TO ALI,BUDI
 REVOKE
: mencabut wewenang yang dimiliki oleh pemakai
Syntax : REVOKE <priviledge list> ON <nama relasi/view> FROM <pemakai>
Contoh :
REVOKE SELECT ON S FROM BUDI
REVOKE SELECT,UPDATE (STATUS,KOTA) ON S FROM ALI,BUDI
Priviledge list : READ, INSERT, DROP, DELETE, INEX, ALTERATION, RESOURCE
 Backup Data Dan Recovery
 Backup : proses secara periodik untuk mebuat duplikat dari database dan melakukan logging file (atau program) ke media penyimpanan eksternal.
 Jurnaling : proses menyimpan dan mengatur log file dari semua perubahan yang dibuat di database untuk proses recovery yang efektif jika terjadi kesalahan.
 Isi Jurnal :
 Record transaksi
 Identifikasi dari record
 Tipe record jurnal (transaksi start, insert, update, delete, abort, commit)
 Item data sebelum perubahan (operasi update dan delete)
 Item data setelah perubahan (operasi insert dan update)
 Informasi manajemen jurnal (misal : pointer sebelum dan record jurnal selanjutnya untuk semua transaksi
 Record ceckpoint : suatu informasi pada jurnal untuk memulihkan database dari kegagalan, kalau sekedar redo, akan sulit penyimpanan sejauh mana jurnal untuk mencarinya kembali, maka untuk membatasi pencarian menggunakan teknik ini.

 Recovery : merupakan upaya untuk mengembalikan basis data ke keadaaan yang dianggap benar setelah terjadinya suatu kegagalan.
 3 Jenis Pemulihan :
 Pemulihan terhadap kegagalan transaksi : Kesatuan prosedur dalam program yang dapat mengubah / memperbarui data pada sejumlah tabel.
 Pemulihan terhadap kegagalan media : Pemulihan karena kegagalan media dengan cara mengambil atau memuat kembali salinan basis data (backup)
 Pemulihan terhadap kegagalan sistem : Karena gangguan sistem, hang, listrik terputus alirannya.
 Fasilitas pemulihan pada DBMS :
 Mekanisme backup secara periodik
 fasilitas logging dengan membuat track pada tempatnya saat transaksi berlangsung dan pada saat database berubah.
 fasilitas checkpoint, melakukan update database yang terbaru.
 manager pemulihan, memperbolehkan sistem untuk menyimpan ulang database menjadi lebih konsisten setelah terjadinya kesalahan.
 Teknik Pemulihan :
 defered update / perubahan yang ditunda :
perubahan pada DB tidak akan berlangsung sampai transaksi ada pada poin disetujui (COMMIT). Jika terjadi kegagalan maka tidak akan terjadi perubahan, tetapi diperlukan operasi redo untuk mencegah akibat dari kegagalan tersebut.
 Immediate Update / perubahan langsung :
perubahan pada DB akan segera tanpa harus menunggu sebuah transaksi tersebut disetujui. Jika terjadi kegagalan diperlukan operasi UNDO untuk melihat apakah ada transaksi yang telah disetujui sebelum terjadi kegagalan.
 Shadow Paging :
menggunakan page bayangan dimana pada prosesnya terdiri dari 2 tabel yang sama, yang satu menjadi tabel transaksi dan yang lain digunakan sebagai cadangan. Ketika transaksi mulai berlangsung kedua tabel ini sama dan selama berlangsung tabel transaksi yang menyimpan semua perubahan ke database, tabel bayangan akan digunakan jika terjadi kesalahan. Keuntungannya adalah tidak membutuhkan REDO atau UNDO, kelemahannya membuat terjadinya fragmentasi.
 Kesatuan data dan Enkripsi :
 Enkripsi : keamanan data
 Integritas :metode pemeriksaan dan validasi data (metode integrity constrain), yaitu berisi aturan-aturan atau batasan-batasan untuk tujuan terlaksananya integritas data.
 Konkuren : mekanisme untuk menjamin bahwa transaksi yang konkuren pada database multi user tidak saling menganggu operasinya masing-masing. Adanya penjadwalan proses yang akurat (time stamping).

Daftar Pustaka :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tugas Penulisan Softskill

TUGAS SOFTSKILL 4 AUDIT TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI TUGAS PENULISAN NAMA                        :  ANDRU TRI SETYO NPM      ...