PENGERTIAN
ITIL (Information Technology Infrastructure Library) adalah suatu rangkaian dengan konsep dan teknik pengelolaan infrastruktur, pengembangan, serta operasi teknologi informasi (TI). ITIL diterbitkan dalam suatu rangkaian buku yang masing-masing membahas suatu topik pengelolaan (TI). Nama ITIL dan IT Infrastructure Library merupakan merek dagang terdaftar dari Office of Government Commerce (OGC) Britania Raya.
COBIT (Control Objective for Information & Related Technology) adalah sekumpulan dokumentasi best practice untuk IT Governance yang
dapat membantu auditor, pengguna (user), dan manajemen, untuk menjembatani gap
antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol dan masalah-masalah teknis IT
(Sasongko, 2009).
MOF (Microsoft Operation Framework) adalah sekumpulan prinsip, teknik, dan model teruji di
lapangan (best practices) untuk mengelola layanan TI.
KERANGKA KERJA
KERANGKA KERJA ITIL
Pada 30 Juni 2007, OGC (Office of Government Commerce) menerbitkan versi ketiga ITIL (ITIL v3) yang intinya terdiri dari lima bagian dan lebih menekankan pada pengelolaan siklus hidup layanan yang disediakan oleh teknologi informasi. Kelima bagian tersebut adalah:
1. Service Strategy
Inti dari ITIL Service Lifecycle adalah Service Strategy.
Service Strategy memberikan panduan kepada pengimplementasi ITSM pada bagaimana memandang konsep ITSM bukan hanya sebagai sebuah kemampuan organisasi (dalam memberikan, mengelola serta mengoperasikan layanan TI), tapi juga sebagai sebuah aset strategis perusahaan. Panduan ini disajikan dalam bentuk prinsip-prinsip dasar dari konsep ITSM, acuan-acuan serta proses-proses inti yang beroperasi di keseluruhan tahapan ITIL Service Lifecycle.
Inti dari ITIL Service Lifecycle adalah Service Strategy.
Service Strategy memberikan panduan kepada pengimplementasi ITSM pada bagaimana memandang konsep ITSM bukan hanya sebagai sebuah kemampuan organisasi (dalam memberikan, mengelola serta mengoperasikan layanan TI), tapi juga sebagai sebuah aset strategis perusahaan. Panduan ini disajikan dalam bentuk prinsip-prinsip dasar dari konsep ITSM, acuan-acuan serta proses-proses inti yang beroperasi di keseluruhan tahapan ITIL Service Lifecycle.
Topik-topik yang dibahas dalam tahapan lifecycle ini mencakup pembentukan pasar untuk menjual layanan, tipe-tipe dan karakteristik penyedia layanan internal maupun eksternal, aset-aset layanan, konsep portofolio layanan serta strategi implementasi keseluruhan ITIL Service Lifecycle. Proses-proses yang dicakup dalam Service Strategy, di samping topik-topik di atas adalah:
• Service Portfolio Management
• Financial Management
• Demand Management
• Financial Management
• Demand Management
Bagi organisasi TI yang baru akan mengimplementasikan ITIL, Service Strategy digunakan sebagai panduan untuk menentukan tujuan/sasaran serta ekspektasi nilai kinerja dalam mengelola layanan TI serta untuk mengidentifikasi, memilih serta memprioritaskan berbagai rencana perbaikan operasional maupun organisasional di dalam organisasi TI.
Bagi organisasi TI yang saat ini telah mengimplementasikan ITIL, Service Strategy digunakan sebagai panduan untuk melakukan review strategis bagi semua proses dan perangkat (roles, responsibilities, teknologi pendukung, dll) ITSM di organisasinya, serta untuk meningkatkan kapabilitas dari semua proses serta perangkat ITSM tersebut.
2. Service Design
Agar layanan TI dapat memberikan manfaat kepada pihak bisnis, layanan-layanan TI tersebut harus terlebih dahulu di desain dengan acuan tujuan bisnis dari pelanggan. Service Design memberikan panduan kepada organisasi TI untuk dapat secara sistematis dan best practice mendesain dan membangun layanan TI maupun implementasi ITSM itu sendiri. Service Design berisi prinsip-prinsip dan metode-metode desain untuk mengkonversi tujuan-tujuan strategis organisasi TI dan bisnis menjadi portofolio/koleksi layanan TI serta aset-aset layanan, seperti server, storage dan sebagainya.
Agar layanan TI dapat memberikan manfaat kepada pihak bisnis, layanan-layanan TI tersebut harus terlebih dahulu di desain dengan acuan tujuan bisnis dari pelanggan. Service Design memberikan panduan kepada organisasi TI untuk dapat secara sistematis dan best practice mendesain dan membangun layanan TI maupun implementasi ITSM itu sendiri. Service Design berisi prinsip-prinsip dan metode-metode desain untuk mengkonversi tujuan-tujuan strategis organisasi TI dan bisnis menjadi portofolio/koleksi layanan TI serta aset-aset layanan, seperti server, storage dan sebagainya.
Ruang lingkup Service Design tidak melulu hanya untuk mendesain layanan TI baru, namun juga proses-proses perubahan maupun peningkatan kualitas layanan, kontinyuitas layanan maupun kinerja dari layanan.
Proses-proses yang dicakup dalam Service Design yaitu:
1. Service Catalog Management
2. Service Level Management
3. Supplier Management
4. Capacity Management
5. Availability Management
6. IT Service Continuity Management
7. Information Security Management
2. Service Level Management
3. Supplier Management
4. Capacity Management
5. Availability Management
6. IT Service Continuity Management
7. Information Security Management
3. Service Transition
Service Transition menyediakan panduan kepada organisasi TI untuk dapat mengembangkan serta kemampuan untuk mengubah hasil desain layanan TI baik yang baru maupun layanan TI yang dirubah spesifikasinya ke dalam lingkungan operasional. Tahapan lifecycle ini memberikan gambaran bagaimana sebuah kebutuhan yang didefinisikan dalam Service Strategy kemudian dibentuk dalam Service Design untuk selanjutnya secara efektif direalisasikan dalam Service Operation.
Service Transition menyediakan panduan kepada organisasi TI untuk dapat mengembangkan serta kemampuan untuk mengubah hasil desain layanan TI baik yang baru maupun layanan TI yang dirubah spesifikasinya ke dalam lingkungan operasional. Tahapan lifecycle ini memberikan gambaran bagaimana sebuah kebutuhan yang didefinisikan dalam Service Strategy kemudian dibentuk dalam Service Design untuk selanjutnya secara efektif direalisasikan dalam Service Operation.
Proses-proses yang dicakup dalam Service Transition yaitu:
1. Transition Planning and Support
2. Change Management
3. Service Asset & Configuration Management
4. Release & Deployment Management
5. Service Validation
6. Evaluation
7. Knowledge Management
2. Change Management
3. Service Asset & Configuration Management
4. Release & Deployment Management
5. Service Validation
6. Evaluation
7. Knowledge Management
4. Service Operation
Service Operation merupakan tahapan lifecycle yang mencakup semua kegiatan operasional harian pengelolaan layanan-layanan TI. Di dalamnya terdapat berbagai panduan pada bagaimana mengelola layanan TI secara efisien dan efektif serta menjamin tingkat kinerja yang telah diperjanjikan dengan pelanggan sebelumnya. Panduan-panduan ini mencakup bagaiman menjaga kestabilan operasional layanan TI serta pengelolaan perubahan desain, skala, ruang lingkup serta target kinerja layanan TI.
Service Operation merupakan tahapan lifecycle yang mencakup semua kegiatan operasional harian pengelolaan layanan-layanan TI. Di dalamnya terdapat berbagai panduan pada bagaimana mengelola layanan TI secara efisien dan efektif serta menjamin tingkat kinerja yang telah diperjanjikan dengan pelanggan sebelumnya. Panduan-panduan ini mencakup bagaiman menjaga kestabilan operasional layanan TI serta pengelolaan perubahan desain, skala, ruang lingkup serta target kinerja layanan TI.
Proses-proses yang dicakup dalam Service Transition yaitu:
1. Event Management
2. Incident Management
3. Problem Management
4. Request Fulfillment
5. Access Management
2. Incident Management
3. Problem Management
4. Request Fulfillment
5. Access Management
5. Continual Service Improvement
Continual Service Improvement (CSI) memberikan panduan penting dalam menyusun serta memelihara kualitas layanan dari proses desain, transisi dan pengoperasiannya. CSI mengkombinasikan berbagai prinsip dan metode dari manajemen kualitas, salah satunya adalah Plan-Do-Check-Act (PDCA) atau yang dikenal sebagi Deming Quality Cycle
Continual Service Improvement (CSI) memberikan panduan penting dalam menyusun serta memelihara kualitas layanan dari proses desain, transisi dan pengoperasiannya. CSI mengkombinasikan berbagai prinsip dan metode dari manajemen kualitas, salah satunya adalah Plan-Do-Check-Act (PDCA) atau yang dikenal sebagi Deming Quality Cycle
Sebuah perusahaan yang mengimplementasi ITIL secara nyata tentunya mendapat banyak sekali keuntungan, misalnya, pelayanan IT menjadi lebih fokus kepada departemen lainnya di dalam satu perusahaan, biaya lebih efisien dan dapat diatur dengan baik, serta perubahan-perubahan IT yang dapat lebih mudah untuk diatur, dan masih banyak keuntungan lainnya yang pada akhirnya akan berdampak pada income perusahaan itu sendiri.
Berikut Kerangkanya :
KERANGKA KERJA COBIT
Control Objectives
Terdiri atas 4 tujuan pengendalian tingkat-tinggi (high-level
control objectives) yang terbagi dalam 4 domain, yaitu : Planning &
Organization , Acquisition & Implementation , Delivery & Support , dan
Monitoring & Evaluation.
Audit Guidelines
Berisi sebanyak 318 tujuan-tujuan pengendalian yang bersifat rinci
(detailed control objectives) untuk membantu para auditor dalam memberikan
management assurance dan/atau saran perbaikan.
Management Guidelines
Berisi arahan, baik secara umum maupun spesifik, mengenai apa saja
yang mesti dilakukan, terutama agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan
berikut :
v Sejauh mana TI harus
bergerak atau digunakan, dan apakah biaya TI yang dikeluarkan sesuai dengan
manfaat yang dihasilkannya.
v Apa saja indikator untuk
suatu kinerja yang bagus.
v Apa saja faktor atau
kondisi yang harus diciptakan agar dapat mencapai sukses ( critical success
factors ).
v Apa saja risiko-risiko
yang timbul, apabila kita tidak mencapai sasaran yang ditentukan.
v Bagaimana dengan
perusahaan lainnya, apa yang mereka lakukan.
v Bagaimana mengukur
keberhasilan dan bagaimana pula membandingkannya.
KERANGKA KERJA MOF
Tahapan Siklus Hidup MOF 4.0 Siklus hidup MOF 4.0
terdiri dari tiga tahapan yang sedang berlangsung dan satu tahapan dasar yang beroperasi
di seluruh semua tahapan antara lain:
A.Tahap Perencanaan
Tahap ini bertujuan untuk merencanakan dan
mengoptimalkan strategi layanan TI
dalam rangka mendukung tujuan bisnis dan tujuan.
B.Tahap Penyampaian
Tahap ini bertujuan untuk memastikan bahwa layanan
TI yang dikembangkan secara efektif, dikerahkan berhasil, dan siap untuk
dioperasikan.
C.Tahap Operasional
Tahap ini bertujuan untuk memastikan bahwa layanan
TI dioperasikan, dipelihara, dan didukung dengan cara yang memenuhi kebutuhan
bisnis dan harapan.
D.Tahap Pengelolaan
Tahap ini bertujuan untuk memberikan prinsip operasi
dan best practice untuk memastikan bahwa investasi di TI memberikan nilai
bisnis yang diharapkan serta dapat menangani risiko. Tahap ini berkaitan dengan
tata kelola TI, risiko, kepatuhan, peran dan Tahapan proses ini berlangsung di
setiap tahapan di dalam siklus hidup MOF 4.0.
Berikut Kerangkanya :
MANFAAT
Manfaat ITIL
Manfaat ITIL ini merupakan pendekatan sistematis untuk management layanan TI. ITIL dapat membantu perusahaan dalam cara berikut:
- Mengurangi biaya
- Pengunaan proses praktik terbaik yang sudhah terbukti meningkatkan kepuasan pelanggan.
- Meningkatkan produktivitas
- Meningkatkan penggunaan keterampilan dan pengalaman
- Meningkatkan penyampaian layanan pihak ketiga melalui spesifikasi ITIL atau ISO 20000
Manfaat dan Pengguna COBIT
Secara manajerial target pengguna COBIT dan
manfaatnya adalah :
Direktur dan Eksekutif
Untuk memastikan manajemen mengikuti dan
mengimplementasikan strategi searah dan sejalan dengan TI.
Manajemen
v Untuk
mengambil keputusan investasi TI.
v Untuk
keseimbangan resiko dan kontrol investasi.
v Untuk
benchmark lingkungan TI sekarang dan masa depan.
Pengguna
Untuk memperoleh jaminan keamanan dan control produk
dan jasa yang dibutuhkan secara internal maupun eksternal.
Auditors
v Untuk
memperkuat opini untuk manajemen dalam control internal.
v Untuk
memberikan saran pada control minimum yang diperlukan.
Manfaat MOF
Adapun keuntungan menggunakan MOF 4.0 antara lain :
- Mengurangi risiko dengan adanya koordinasi antar tim.
- Dapat mengenali dampak yang terjadi jika dikaji dengan kebijakan yang ada.
- Mengantisipasi dan mengurangi dampak dari mitigasi.
- Menemukan kemungkinan permasalahan integrasi sebelum produksi.
- Mencegah masalah kinerja dengan mengantisipasi thresholds.
- Efektif beradaptasi dengan kebutuhan bisnis baru.
Daftar Pustaka :
http://hilmisays.blogspot.co.id/2016/03/pengertian-itil-dan-cobit.html
https://haendra.wordpress.com/2017/03/17/manajemen-layanan-sistem-informasi/
https://mumtazgaler.wordpress.com/2017/03/17/manajemen-layanan-sistem-informasi/
https://rulifahruli24.wordpress.com/2016/04/25/microsoft-operations-framework/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar