Service Level Agreement (SLA)
Pengertian dan cara
perhitungan SLA (Service Level Agreement)
Bermula dari seringnya memberikan diskusi sharing baik kepada
mahasiswa maupun kepada client ,dan hari ini mendapatkan permasalahan dari
salah satu institusi pendidikan yang bermasalah dengan layanan Internet dari
salah satu provider (saya ngak usah sebutkan yah providernya, nanti ada
yang complain J), mengenai pemahaman SLA (Serive Level Agreement), akhirnya
saya mencoba berbagi mengenai apa itu SLA dan bagaimana estimasi perkiraan
hitungan dari restitusi (pengurangan pembayaran yang seharusnya kita bayarkan
, nah masih bingung maksud kalimat ini , nanti saya akan jelaskan lebih
banyak).
Definisi SLA
SLA singkatan
dari Service Level Agreement atau jika diterjemahkan adalah, Perjanjian Tingkat
Layanan , Pengertian SLA adalah bagian dari perjanjian layanan secara
keseluruhan antara 2 dua entitas untuk peningkatan kinerja atau waktu
pengiriman harus di perbaiki selama masa kontrak. Dua entitas tersebut biasanya
dikenal sebagai penyedia layanan dan klien, dan dapat melibatkan perjanjian
secara hukum karena melibatkan uang, atau kontrak lebih informal antara
unit-unit bisnis internal.
SLA ini biasanya
terdiri dari beberapa bagian yang mendefinisikan tanggung jawab berbagai pihak,
dimana layanan tersebut bekerja dan memberikan garansi, dimana jaminan tersebut
bagian dari SLA memilikitingkat harapan yang disepakati, tetapi dalam SLA
mungkin terdapat tingkat ketersediaan, kemudahan layanan, kinerja, operasi atau
tingkat spesifikasi untuk layanan itu sendiri. Selain itu, Perjanjian Tingkat
Layanan akan menentukan target yang ideal, serta minimum yang dapat diterima.
Mengapa SLA dibutuhkan
SLA dibutuhkan
jika dilihat dari sisi Penyedia layanan adalah sebagai jaminan atas service
yang diberikan kepada klien, sehingga klien tersebut bisa puas atas layanan
yang diberikan, dampak lain yang akan muncul dari sisi penyedia layanana adalah
konsep pemasaran tradisional yaitu pemasaran dari mulut ke mulut , maksudnya
adalah klien akan memberikan rekomendasi kepada temannya/ rekan lainnya bahwa
layanan yang diberikan oleh penyedia tersebut bagus, sehingga berharap teman/
rekan lainnya mau berlangganan kepada provider/ penyedia layanan tersebut
Dari sisi Klien
adalah menjamin aspek ketersedian (availability) informasi(kalau kita
mengacu kepada konsep informasi yang berkualias, adalah mengacu kepada
availability, accurate, Update). Sehingga pihak klien merasa terbantu dengan
ketersediaan layanan yang diberikan oleh pihak provider, sehingga proses
pengelolaan data/ informasi dengan pihak-pihak terkait (customer/ vendor)
berjalan lancar & tidak terganggu karena layanan itu mati, bisa dibayangkan
jika klien tersebut adalah sebuah institusi perbankan (dimana layanan yang
dibutuhkan adalah 24 jam , dengan kata lain layanan internet nya tidak boleh
down (mati), dan bisa dibayangkan juga jika layanan dari perbankan itu down
(mati), akibatnya dari aspek pemasaran nasabahnya dari bank tersebut tidak akan
percaya , sehingga dampak yang paling tragis adalah nasabah tersebut akan
berpindah kepada layanan dari bank lain ?, begitupula layanan-layanan lainnya
seperti Perguruan tinggi, yang nantinya akan berdampak kepada image yang kurang
baik dari perguruan tinggi tersebut.
SLA sebagai
layanan untuk Aplikasi Bisnis
Dengan
mengetahui hal itu, diharapkan tingkat pelayanan dan juga tingkat minimum,
pelanggan dapat menggunakan layanan dengan maksimal. Hal ini juga sangat
membantu jika klien adalah perantara, yang menjual kembali atau bundling dengan
pelayanan yang lebih besar yang sedang dijual. SLA telah digunakan sejak awal
1980-an oleh perusahaan telepon dengan pelanggan dan reseller yang lebih besar
perusahaannya dengan pelayanan mereka. Konsep “tertangkap” dari bisnis unit dan
usaha lainnya dalam perusahaan besar mulai menggunakan istilah dan pengaturan
yang ideal dalam awal kontrak layanan telekomunikasi.
Ide menciptakan
sebuah layanan yang lebih besar dari layanan yang lebih kecil hampir
membutuhkan SLA dari penyedia jasa. Misalnya, untuk memiliki cakupan ponsel
nasional, Anda tidak perlu untuk membangun menara dan antena di seluruh kota.
Sebaliknya, Anda bisa menemukan perusahaan lokal dan daerah yang menawarkan
layanan yang sama, menulis tentang SLA dan mengukur hasilnya. Untuk pelanggan
anda, anda akan menawarkan SLA yang sama. Dalam SLA asli tidak memerlukan
perusahaan dari mana anda membeli, dan anda dapat mengontrol biaya anda, ketika
pelanggan mematuhi SLA yang anda buat dengan mereka. Hal ini memberikan
kemampuan bagi Perusahaan untuk menggunakan banyak sub kontraktor untuk
menyediakan pelayanan yang lebih besar, namun mengendalikan biaya dan sumber
daya untuk menawarkan produk yang lebih besar.
Penggunaan SLA
tidak terbatas pada dunia IT atau telekomunikasi – mereka juga digunakan untuk
real estate, medis dan bidang apapun yang menyediakan produk atau layanan
kepada pelanggan.Layanan berorientasi manusia dan bisnis memiliki kebutuhan
untuk mengukur dan memikul tanggung jawab, dan SLA menyediakan pengukuran dan
ide bagi entitas untuk menyepakati.
Operation
Level Agreement (OLA)
Pengertian
OLA
Operational
Level Agreement (OLA) mendefinisikan
hubungan saling tergantung dalam mendukung Service-level agreement (SLA).
Kesepakatan tersebut menggambarkan tanggung jawab masing-masing kelompok
pendukung internal terhadap kelompok pendukung lainnya, termasuk proses dan
kerangka waktu untuk penyampaian layanan mereka. Tujuan OLA adalah untuk
menyajikan deskripsi dukungan internal dari penyedia layanan yang jelas,
ringkas dan terukur.
OLA kadang diperluas ke frase lain tapi semuanya
memiliki arti yang sama:
·
organisational-level agreement
·
operating-level agreement
·
operations-level agreement
OLA bukan pengganti SLA . Tujuan OLA adalah untuk
membantu memastikan bahwa kegiatan pendukung yang dilakukan oleh sejumlah
komponen tim pendukung secara jelas di sesuaikan untuk menyediakan SLA yang
dimaksud.
Perbedaan antara SLA & OLA
1. Service Level Agreement
berfokus pada bagian layanan dari perjanjian, seperti uptime layanan dan
kinerja. Di sisi lain, Perjanjian Tingkat Operasional adalah kesepakatan sehubungan dengan pemeliharaan dan layanan lainnya .
2. Service Level Agreement
pada dasarnya adalah kontrak antara penyedia layanan dan
pelanggan. OLA adalah
kesepakatan antara kelompok pendukung internal sebuah institusi yang mendukung
SLA.
3. Saat membandingkan
kelompok sasaran, OLA memiliki kelompok sasaran lebih kecil
daripada SLA.
4. Berbeda dengan OLA, SLA
menghubungkan penyedia layanan ke pelanggan.
5. Perjanjian Tingkat
Operasional lebih bersifat teknis daripada Service Level Agreement.
CONTOH
KASUS SLA PADA PERUSAHAAN IT
Bagaimana Menghitung SLA
Cara menghitung
SLA, tergantung dari layanan yang diberikan , sebagai contoh yang saya ketahui
beberapa provider IT khususnya provider / penyedia layanan internet
memberikan SLA antara 96% – 99%, artinya dalam 1 bulan pihak provider menjamin
bahwa layanan yang diberikan adalah :
Menghitung
SLA (asumsi dengan SLA 98%, artinya layanan standard mereka 98% dalam 1 bulan,
dan 2% dianggap wajar jika terjadi mati (down) dalam layanan tersebut)
1 hari =
24 jam
1 bulan = 30 hari
1 bulan = 30 hari
Biaya
bulanan Internet = Rp. 1.000.000
==> 1
bulan = 30 hari x 24 jam = 720 Jam (720 jam merupakan layanan 100%)
==>
Sedangkan jika 98% maka layanan standard mereka adalah
==>
98% * 720 jam = 705.6 jam (layanan standard mereka, sisanya 14.4 jam dianggap
wajar jika layanan itu mati (down)
Pengertian Restitusi dan Bagaimana menghitung Restitusi
Pengertian Restitusi dan Bagaimana menghitung Restitusi
Restitusi adalah
pengembalian dalam bentuk (bisa dalam bentuk pembayaran (uang), ataupun lainnya
(tergantung kontrak) dari pihak penyedia layanan kepada klien.
Sebagai contoh
(dengan mengambil lanjutan perhitungan diatas), jika klien mempunyai kewajiban
membayar Rp.
1.000.000 :
Biaya
bulanan internet = Rp. 1.000.000
SLA layanan (contoh bulan Juli) = 76,6% (100% – 23,3%), artinya pihak provider bulan juli hanya bisa memberikan layanan internet sebesar 76,6% artinya ada selisih (98% – 76.6% = 21.3%, yang tidak bisa dipenuh oleh pihak provider)
SLA layanan (contoh bulan Juli) = 76,6% (100% – 23,3%), artinya pihak provider bulan juli hanya bisa memberikan layanan internet sebesar 76,6% artinya ada selisih (98% – 76.6% = 21.3%, yang tidak bisa dipenuh oleh pihak provider)
Nah 21,3 % itu
adalah hak kita u/ mendapatkan penggantian, penggantian ini biasanya dlm bentuk
pengurangan pembayaran, misalkan kita bayar
1bulan
Rp. 1.000.000 = untuk layanan 98% (1% sekitar Rp. 10.204)
Maka u/ layanan
hanya 76.6% = 1.000.000 – (21.3% X Rp. 10.204)
=
Rp1.000.000 – Rp. 217.345
= Rp. 782.654
Artinya dlm
bulan ini kita hanya punya kewajiban membayar sekitar Rp. 782.654
Semoga dengan
sharing yang lumayan panjang ini J, bisa bermanfaat khususnya bagi rekan-rekan
yang belum memahami SLA, dan bisa dilanjutkan dengan mengaplikasikannya,
terutama jika kita mendapatkan masalah terkait layanan yang diberikan oleh
provider, maka jangan lupa minta no tiketnya, karena no tiket tersebut sebagai
dasar perhitungan SLA, kalau saya sering istilahkan adalah bahwa Argo
perhitungan SLA nya sudah mulai jalan sejak kita minta no. tiket ,
DAFTAR PUSTAKA :
https://bambangsuhartono.wordpress.com/2013/07/26/pengertian-dan-cara-perhitungan-sla-service-level-agreement/
https://en.wikipedia.org/wiki/Operational-level_agreement
http://itsm.certification.info/slavola.html